Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Banyak anak Maluku cerdas, dapat kesempatan melanjutkan studi di luar negeri. Mereka sekolah dengan beasiswa. Banyak sumber beasiswanya. Di Amerika Serikat, Australia hingga daratan Eropa.
Winny Poetri salah satunya. Gadis cantik kelahiran Laisane, Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah ini, kini menanti ujian studi strata duanya atau S2 di Belanda.
“Lagi tunggu ujian tesis S2 nih,” kata Winny yang sedang menanti penerbangan ke Iceland, di ruang tunggu bandara internasional Sciphol, Belanda.
Winny ke Iceland untuk berlibur. Dari Iceland dia akan kembali ke Belanda, setelah itu tanggal 25 Juni nanti, gadis kelahiran tahun 1999 ini akan kembali lagi ke Ambon untuk menuju Lasane.
Gadis ceria ini, mengenyam bangku pendidikan di SD Negeri 3 Kota Masohi, dan dilanjutkan di SMP Negeri 1 Masohi. Banyak prestasi di toreh. Selain selalu menjadi juara umum, dia juga peraih medali perak olimpiade matematika tingkat provinsi yang digelar Universitas Pattimura.
Setelah menamatkan SMP, Winny keterima di SMA Siwalima. Siwalima menjadi sekolah favorit. Untuk masuk kesana, semua pelamar harus diseleksi. Mereka dengan nilai terbaik saja yang bisa bersekolah disana.
Dari SMA Siwalima-lah Winny mengetahui tentang beasiswa ke Rusia. “Saya tahu dari alumni SMA Siwalima yang sebelumnya mendapat beasiswa untuk studi ke Rusia,” kata Winny.
Beasiswa itu disediakan oleh Pemerintah Rusia. Syarat pertama, harus punya nilai studi yang bagus di SMA, disamping aktif berbahasa Inggris. Setelah mengikuti beberapa seleksi, dan syarat yang ditetapkan, Winny diberi kesempatan studi ke Rusia.
Setelah lulus SMA Siwalima tahun 2015, Winny langsung angkat koper menuju Rusia. Disana, gadis kecil itu tak langsung kuliah. Dia harus lebih dulu mengikuti kuliah bahasa Inggris.
Tahun 2016, Winny resmi menjalani studi S1-nya di Northern Arctic Federal University, Rusia. Winny mengambil studi Teknik Kimia. Keprihatinannya terhadap isu lingkungan, menjadi magnit baginya untuk bergabung dengan sebuah organisasi lingkungan bernama, national director Indonesia International Student Environmental Coalition.
Studinya di Arctic Federal University dijalaninya hingga tahun 2019. Dia kemudian melanjutkan di Arctic university of Norway (UiT), Norwegia, setelah mendapatkan beasiswa North to North Scholarship.
“Di Norwegia, saya hanya setengah tahun. Jadi saya studi di Rusia tiga tahun, setengah tahunnya di Norwegia,” ungkap Winny yang dihubungi AMEKS.FAJAR.CO.ID , dari Ambon, Minggu (12/6) malam.
Usai dari Rusia, dan Norwegia dengan predikat summa cum laude , Winny mendapat kesempatan melanjutkan studi S2-nya ke Italia dengan beasiswa dari Pemerintah Italia. Di Italia, Winny melanjutkan studi Teknik Lingkungan di University of Padua.
Di Italia dia hanya menjalani studi satu tahun. Setelah itu, dia juga melanjutkan studi S2 di Wageningen University and Research, Belanda dengan beasiswa Erasmus+ Scholarship. “Jadi dari Italia, saya langsung ke Belanda untuk studi yang sama,” ungkap Winny yang mengaku, kedua orang tuanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Studi S2-nya, Winny fokus pada isu lingkungan dengan mengambil spesialisasi pada Pengolahan Air Limbah. Menariknya, dia tertarik pada isu lingkungan hanya karena hal sepele. Rumahnya dipinggiran sungai. Sungai itu terlihat kotor.
“Hidup besar saya disamping kali,” kata dia diujung telepon dengan sedikit tertawa. Kondisi inilah yang mendorongnya mengajukan tesis S2-nya tentang desain teknologi daur ulang air dengan wilayah di Kota Masohi.
Teknologinya, kata Winny, belum ada di Maluku. Dia akan mencoba di pasar ikan. Limbah yang dihasilkan dari Pasar Ikan itu akan di Daur ulang.
Menurut Winny, sampah yang paling berbahaya itu, adalah sisa-sisa makanan. Karena akan menimbulkan polusi organik. Bila berada di air, akan mengurangi oksigen yang dibutuhkan organisme di dalam air.
“Saya akan melakukan workshop bagi masyarakat untuk penyadaran tentang hal ini. Memang, Saya tidak bisa ubah perilaku masyarakat satu negara atau satu daerah, tapi saya bisa ubah satu aspek,” kata Winny.
Winny kini masih menanti ujian tesisnya untuk kemudian mengakhiri studi S2. Di Belanja, dia juga sedang menjalankan magang di ECOFYT - perusahaan di bidang penanggulangan air limbah dengan Constructed Wetlands www.ecofyt.nl.
Tanggal 25 Juni nanti, dia akan kembali lagi ke Lasane, tempat kelahirannya di Masohi. Disana dia akan memberikan pemahaman, tentang pentingnya berbahasa Inggris.
“Yang paling utama itu Bahasa Inggris, jika kita ingin maju. Jika kita ingin studi ke luar negeri,” kata Winny. Karena itu, dia mengajak anak-anak muda Maluku untuk serius mendalami bahasa Inggris.
Diakhir wawancara, Winny mengungkapkan, “Sejak 2015, saya di luar negeri. Orang bilang kalau su diluar, lupa pulang. Saya tidak. Hati saya di Lasane. Seberapa jauh saya melanggkah, rumah saya di Lasane.”(yan)