Maluku Bersama 5 Provinsi Jadi Target Produksi Jagung

  • Bagikan
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah terus mencari solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus juga untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. Ada 6 Provinsi yang ditetapkan sebagai lokasi produksi jagung nasional.

Lima propinsi itu masing-masing Papua, Papua  Barat, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara,  dengan total  luas lahan 141.000 Ha, di mana yang seluas 86.000 Ha merupakan areal tanam baru.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, penetapan enam lokasi ini sesuai hasil Rapat Koordinasi Teknis di Kemenko Perekonomian dan Setkab, Kementerian Pertanian.

Pemerintah juga menetapkan strategi pengembangan jagung menuju swasembada berkelanjutan melalui Roadmap Jagung 2022-2024. Saat ini, beberapa negara pengekspor jagung menerapkan pembatasan ekspor guna memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya.

Kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya kenaikan harga jagung dunia, selain juga sebagai dampak dari kondisi geopolitik global saat ini akibat konflik Rusia - Ukraina.

Rata-rata harga jagung mengalami peningkatan, dengan update rata-rata harga pada bulan Juni 2022 mencapai USD 335,71/Ton. Harga jagung internasional mencapai harga tertinggi pada April 2022 sebesar USD 348,17/Ton dan cenderung mengalami sedikit penurunan hingga Juni 2022.

“Dengan harga global yang sekarang di angka USD335 per ton atau setara Rp5.000 per kg, Bapak Presiden memberikan arahan agar dilakukan peningkatan produksi, termasuk ekstensifikasi dari lahan yang ada,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers usai Rapat Internal Terbatas terkait Peningkatan Produksi dan Ekspor Jagung di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/08).

Menko Airlangga menambahkan, Perlu mendorong penggunaan bibit atau benih unggul. Ada 14 varietas yang diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 10,68 – 13,70 Ton/ Ha.

“Sesuai dengan yang diharapkan Bapak Presiden, dengan adanya intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi, khususnya melalui perluasan lahan baru, maka kita bisa meningkatkan produksi. Dan produksi ini tentu dipersiapkan sesuai dengan demand di dalam negeri dan juga bisa memenuhi demand di negara lain,” pungkas Menko Airlangga.  (*/yan)

  • Bagikan