Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Kinerja ekonomi yang baik sepanjang kvartal pertama dan kedua di tengah krisis global, menjadi kado manis bagi Indonesia memasuki usia kemerdekaan ke-77.
Pemerintah memberikan respon yang cepat terhadap kondisi krisis global, dengan melanjutkan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional. Bauran kebijakan extraordinary yang diambil Pemerintah membuahkan kinerja impresif dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai sebesar 5,01 persen kuartal pertama, dan 5,44 persen kvartal kedua.
“Pertumbuhan ekonomi kita extraordinary dan mampu mencapai 5,44%, lebih baik dari banyak negara lainnya. Hal tersebut dapat kita capai karena kita menangani Covid-19 dengan jalur yang berbeda dari negara lain,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Peningkatan nilai ekspor memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi sekaligus memperlihatkan capaian surplus neraca perdagangan. Dengan terjaganya stabilitas surplus neraca perdagangan, tingginya cadangan devisa, dan rasio utang yang masih berada pada level aman.
Iklim dunia usaha, kata Airlangga, juga kian menunjukkan optimisme dalam pemulihan yang ditandai dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) yang terus tercatat mengalami ekspansi lebih kuat pada bulan Juli dengan capaian sebesar 51,3 poin.
Dari sisi kredit perbankan, pertumbuhan diikuti dengan rasio NPL yang tetap terjaga di kisaran 3,04 persen secara bruto dan 0,85 persen secara neto. Perbaikan penyaluran kredit tersebut terutama ditopang oleh kredit produktif yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta sebagian besar sektor ekonomi.
“Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang signifikan ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang bersifat people-first. Pemerintah menempatkan diri sebagai masyarakat untuk mempertimbangkan bagaimana dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat akibat dari keputusan-keputusan yang akan dan telah diterapkan,” ujar Menko Airlangga.
Kinerja ekonomi yang baik ini didukung oleh keberhasilan pemerintah dalam, sejumlah program seperti Pengembangan UMKM. Stimulan yang diberikan Pemerintah berupa insentif tambahan subsidi bunga sebesar 6 persen yang menjadikan bunga KUR menjadi 0% di tahun 2020 serta insentif tersebut dilanjutkan pada tahun 2021 dan 2022 sebesar 3 persen.
“Pemerintah juga telah menginisiasi Program Kartu Prakerja guna meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan daya saing sumber daya manusia sekaligus menjadi semi bantuan sosial di tengah pandemi,” kata Airlangga.
Hingga gelombang ke-40 yang dibuka pada awal Agustus 2022, Program Kartu Prakerja telah mencatatkan lebih dari 13 juta penerima manfaat di 514 kabupaten/kota dengan pemberian nilai manfaat sebesar Rp3,55 juta per individu.
“Selain itu, dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem terutama bagi masyarakat yang paling terdampak pandemi Covid-19, Pemerintah telah menyalurkan Bantuan Tunai bagi Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) untuk mendorong daya beli, kelangsungan usaha,” pungkas Airlangga.(*/yan)