Kobi, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Sejumlah pemilik lahan memblokir jalan ke lokasi Pelabuhan Jety Cargo PT. Citic Seram Energy Limited, Desa Kobi Sadar Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah. Selasa (15/11/2022).
Aksi ini membuat aktifitas Perusahaan terganggu. Mobilisasi rig alat-alat pengeboran yang sedang berlabuh menggunakan tongkang di pesisir pantai tersebut, tidak dapat bersandar.
Pemalangan ini terjadi akibat Perusahaan yang beroperasi di bidang pengeboran Minyak dan gas itu, tidak pernah merespon tuntutan dari pihak pemilik lahan terkait sewa kontrak lokasi.
Padahal lokasi tersebut telah digunakan untuk menampung alat berat dan pembangunan Pelabuhan Jety Cargo.
Menurut Sahdan Fabanyo, Koordinator aksi dan juga sebagai pemilik lahan, mereka sudah berulang kali layangkan surat ke pimpinan Citic di Bula. Namun tidak pernah di respon.
"Terkait Pemalangan ini, kami minta pimpinan tinggi Citic turun temui kami. Kalau hanya utusan yang di kirim lebih baik pulang" tegas Sahdan.
Pemilik lahan, kata Sahdan, harus diperhatikan karena mereka sudah ikut kontribusi kepada perusahaan. Mereka dengan iklas lahan kebunnya di gusur demi kepentingan investor.
"Jadi kami pemilik lahan minta berhubungan langsung dengan pemilik PT. Citic. Karena level beliau dan kita sama. Yaitu sama sama mempunyai investasi. Kita investasinya adalah Tanah, dan beliau investasinya Modal. Jadi mari sama sama menghargai,” tandas Sahdan.
Dia juga menjelaskan, bukan saja soal kontrak lokasi yang belum di bayar, tetapi juga soal perekrutan tenaga kerja harus menjadi priotitas anak- anak Negeri.
"Kita tahu bahwa hadirnya investor di bidang apapun itu, justru mengurangi tingkat pengangguran di suatu daerah karena menciptakan lapangan kerja baru. Bukan datang membawa persoalan dan menambah pengangguran,” kritik dia.
Hal ini juga di sampaikan oleh syafi'i Tobaru, selaku pemilik lahan. Dia juga menjelaskan, jika petinggi perusahaan tidak mau datang temui mereka dan bicarakan persoalan ini, maka palang tidak akan di buka.
"Kami minta pimpinan tertinggi yang turun”, tambah
dia. Kata dia, hal ini sudah dibicarakan dengan Humas PT. Citic Hatab Kilbaren, namun tidak di respon.
"Jika tidak maka kita akan putus hubungan kontrak lokasih. Karena tidak ada manfaat kesejahteraan bagi kami". Tegas dia.
Menurut dia kalau tidak ada manfaat kita akan tarik pulang lokasih untuk berkebun karena itu lahan kebun Kelapa. Tutupnya. (yan)