Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Anggota Komisi VI DPR RI asal Fraksi Partai Gerindra Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Hendrik Lewerissa mengapresiasi kinerja Waskita Karya dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
HL saat bertatap muka dengan masyarakat di Negeri Ihamahu Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah baru-baru ini mengatakan, kinerja Waskita Karya dan Adhi Karya terus membaik dan memberikan kontribusi positif dalam menyelesaikan penugasan proyek strategis nasional.
Waskita Karya, ungkap HL, terus memberikan kontribusi positif melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor antara lain jalan tol, bendungan, kelistrikan, bangunan gedung, bandar udara, dan jalur perkeretaapian.
Khusus pada sektor jalan tol, Waskita Karya turut berkontribusi dalam pembangunan beberapa ruas jalan tol dengan total panjang 1.300 Km yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Salah satu jalan tol yang dibangun oleh Waskita yang manfaatnya sangat besar manfaatnya untuk meningkatkan mobilitas ekonomi adalah Jalan Tol Trans Jawa (Jakarta – Surabaya) yang dapat memangkas waktu tempuh dari 20 jam menjadi 12 sampai 15 jam. Kemudian Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Palembang) yang juga dapat memangkas waktu tempuh dari 12 jam menjadi sekitar 6 jam.
Sementara Adhi Karya sendiri merupakan BUMN konstruksi dengan kredibilitas yang kuat di Indonesia. Telah lama berdiri dan berpengalaman sebagai perusahaan konstruksi. Adhi Karya yang memiliki tagline Beyond Construction ini, sekarang memiliki 180 proyek konstruksi yang sedang berjalan.
Beberapa proyek besar berkode ADHI ini, antara lain proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, sarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta CP201 dan CP20.
Selain itu, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Smelter Manyar di Gresik, dan beberapa proyek di Ibu Kota Negara (Fender Jembatan Pulau Balang, Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Segmen 3A Karang Joang-Kariangau).
Menurut HL, Komisi VI DPR RI juga telah merealisasikan Penyertaan Modal Negara Tunai Tahun 2022 kepada ADHI sebesar Rp1,976 triliun yang akan diikuti dengan pelaksanaan right issue dengan nilai Rp1,898 triliun.
Dana tersebut, akan digunakan untuk tiga PSN yaitu Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo sebesar Rp 1,40 triliun, Jalan tol Yogyakarta-Bawen Rp 390 miliar, dan Rp 185 miliar untuk proyek SPAM Karian-Serpong.
Setelah dilakukan Perdagangan HMETD pada 28 Oktober 2022 hingga 8 November 2022, Adhi Karya berhasil menyerap dana sebesar Rp 2,65 triliun dengan komposisi PMN sebesar Rp 1,967 triliun dan dana publik sebesar Rp 689 miliar.
Total dana tersebut, sepenuhnya dapat dipergunakan untuk setoran modal ke badan usaha pembangunan beberapa PSN. Setelah pelaksanaan Right Issue, komposisi kepemilikan saham di ADHI menjadi 64% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 36% dimiliki oleh publik.
"Manfaat yang diperoleh Adhi Karya sangat besar dari hasil pendanaan Rights Issue, untuk mendorong penyelesaian PSN yang sedang dikerjakan dan penguatan modal dalam meningkatkan kinerja perusahaan," tandas HL.
Selain itu, tambah HL, Rights Issue juga diharapkan memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat melalui peningkatan PDB/PDRB, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pajak dan dividen, serta konektivitas wilayah menuju destinasi pariwisata.
"Dana PMN sebagai tambahan modal, diharapkan dapat diikuti dengan kinerja yang baik dari Adhi Karya," kuncinya.(ERM)
Anggota DPR Asal Maluku Ini Puji Kinerja Waskita Karya dan Adhi Karya
Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Anggota Komisi VI DPR RI asal Fraksi Partai Gerindra Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Hendrik Lewerissa mengapresiasi kinerja Waskita Karya dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
HL saat bertatap muka dengan masyarakat di Negeri Ihamahu Kecamatan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah baru-baru ini mengatakan, kinerja Waskita Karya dan Adhi Karya terus membaik dan memberikan kontribusi positif dalam menyelesaikan penugasan proyek strategis nasional.
Waskita Karya, ungkap HL, terus memberikan kontribusi positif melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor antara lain jalan tol, bendungan, kelistrikan, bangunan gedung, bandar udara, dan jalur perkeretaapian.
Khusus pada sektor jalan tol, Waskita Karya turut berkontribusi dalam pembangunan beberapa ruas jalan tol dengan total panjang 1.300 Km yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Salah satu jalan tol yang dibangun oleh Waskita yang manfaatnya sangat besar manfaatnya untuk meningkatkan mobilitas ekonomi adalah Jalan Tol Trans Jawa (Jakarta – Surabaya) yang dapat memangkas waktu tempuh dari 20 jam menjadi 12 sampai 15 jam. Kemudian Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Palembang) yang juga dapat memangkas waktu tempuh dari 12 jam menjadi sekitar 6 jam.
Sementara Adhi Karya sendiri merupakan BUMN konstruksi dengan kredibilitas yang kuat di Indonesia. Telah lama berdiri dan berpengalaman sebagai perusahaan konstruksi. Adhi Karya yang memiliki tagline Beyond Construction ini, sekarang memiliki 180 proyek konstruksi yang sedang berjalan.
Beberapa proyek besar berkode ADHI ini, antara lain proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh, sarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta CP201 dan CP20.
Selain itu, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Smelter Manyar di Gresik, dan beberapa proyek di Ibu Kota Negara (Fender Jembatan Pulau Balang, Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Segmen 3A Karang Joang-Kariangau).
Menurut HL, Komisi VI DPR RI juga telah merealisasikan Penyertaan Modal Negara Tunai Tahun 2022 kepada ADHI sebesar Rp1,976 triliun yang akan diikuti dengan pelaksanaan right issue dengan nilai Rp1,898 triliun.
Dana tersebut, akan digunakan untuk tiga PSN yaitu Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo sebesar Rp 1,40 triliun, Jalan tol Yogyakarta-Bawen Rp 390 miliar, dan Rp 185 miliar untuk proyek SPAM Karian-Serpong.
Setelah dilakukan Perdagangan HMETD pada 28 Oktober 2022 hingga 8 November 2022, Adhi Karya berhasil menyerap dana sebesar Rp 2,65 triliun dengan komposisi PMN sebesar Rp 1,967 triliun dan dana publik sebesar Rp 689 miliar.
Total dana tersebut, sepenuhnya dapat dipergunakan untuk setoran modal ke badan usaha pembangunan beberapa PSN. Setelah pelaksanaan Right Issue, komposisi kepemilikan saham di ADHI menjadi 64% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 36% dimiliki oleh publik.
"Manfaat yang diperoleh Adhi Karya sangat besar dari hasil pendanaan Rights Issue, untuk mendorong penyelesaian PSN yang sedang dikerjakan dan penguatan modal dalam meningkatkan kinerja perusahaan," tandas HL.
Selain itu, tambah HL, Rights Issue juga diharapkan memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat melalui peningkatan PDB/PDRB, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pajak dan dividen, serta konektivitas wilayah menuju destinasi pariwisata.
"Dana PMN sebagai tambahan modal, diharapkan dapat diikuti dengan kinerja yang baik dari Adhi Karya," kuncinya.(ERM)