Ratusan Tenda di Gunung Botak Dibakar, Penambang Diusir

  • Bagikan
tambang emas
Kondisi Gunung Botak, saat tim Gabungan mulai melakukan penertiban, Kamis (26/1/2023). (Foto: Yudi/ameks)

NAMLEA, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Ratusan tenda milik para penambang ilegal di Gunung Botak, Pulau Buru, kembali dibakar aparat keamanan dalam operasi penertiban, Kamis (26/1/2023). Sebanyak 255 personil gabungan TNI, Polri, dan Sat Pol PP ikut dalam penertiban tersebut.

Humas Kepolisian resor Pulau Buru, Aibda M.Y.S Djamaluddin, menyampaikan, operasi penertiban yang dilakukan sebagai upaya pencegahan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

"Operasi PETI ini dilakukan selama dua hari terhitung mulai hari ini hingga besok di dua tempat. Yakni, di area Gunung Botak dan Kali Anahoni" Kata Humas Polres Buru, saat diwawancarai usai gelar apel operasi di gunung botak, Kamis (26/1)

Selain penertiban, personil gabungan juga diberikan tugas mendata identitas para penambang ilegal. Baik yang berasal dari pulau Buru maupun para pendatang.

"Selain penertiban, kita melakukan pendataan, dan pemeriksaan kartu Identitas para penambang. Baik yang berasal dari pulau Buru maupun di dari luar" Terangnya.

Bagi para penambang yang berasal dari luar daerah Buru, akan di pulangkan. Hal ini dilakukan agar mereka tidak kembali melakukan aktivitas pertambangan ilegal di gunung botak.

Pantauan koran ini di lokasi pertambangan emas Gunung Botak, puluhan personil gabungan saat hendak melakukan penertiban tidak segan membakar tenda milik para penambang ilegal dan menutup sejumlah galian kolam milik para penambang.

Selain para penambang, sejumlah warung milik warga juga tak luput dari operasi itu. Bahkan, mereka diperintahkan untuk mengemas barang jualannya dan meninggalkan area pertambangan.

Ibu Wati, salah satu pemilik warung, kepada koran ini mengaku sudah sering menjadi korban penyisiran di pertambangan ilegal gunung botak. Meski begitu, dirinya tetap mematuhi perintah.

"Saya jualan di sini sudah lama, dan penertiban ini bukan hanya kali ini tapi sudah berulang kali. Walau begitu, sebagai masyarakat biasa saya tetap mematuhi perintah petugas" Katanya.

Ibu dua anak itu mengaku, berjualan di lokasi tambang sangat menguntungkan, walaupun dia sadar kalau aktivitas para penambang ini ilegal. Tapi dia bersyukur dari hasil penjualannya bisa membantu perekonomian keluarganya. (YS)

  • Bagikan

Exit mobile version