Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Fenomena bunuh diri di kalangan usia muda menunjukan trend meningkat. Dalam dua tahun terakhir, ada 24 orang memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Alasan yang diutarakan pihak Keluarga juga beragam, setelah para korban meninggalkan sejumlah tanda. Keterbatasan ekonomi, masalah pribadi, dan keluarga jadi penyebabnya.
Data Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, dalam kurun dua tahun terakhir tercatat 22 kejadian bunuh diri. Sebanyak 8 kasus selama 2021, dan 14 kasus di 2022, dan di 2023 dalam sebulan terakhir sudah ada empat kasus bunuh diri.
" Ada sebanyak 22 kasus (bunuh diri), itu dari tahun 2021 sampai 2022, sesuai data yang kita terima dari polres-polres," ujar Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Maluku, Kombes (Pol) Andri Iskandar saat dihubungi Ambon Ekspres via telepon, Rabu (8/2).
Sedangkan awal 2023 saja, sudah ada empat kejadian bunuh diri di wilayah Kota Ambon, dan Salahutu, Maluku Tengah. Pada Kamis 5 Januari 2023, seorang kakek bernama Mohamad Hafid (65) ditemukan tewas tergantung di toilet kamar kontrakan di kawasan Lorong Mangga, Kelurahan Rijali, Sirimau, Kota Ambon.
Sehari sebelumnya, 16 Januari, Melkias Gobae Noya (24 tahun), karyawan swasta, mengakhiri hidupnya dengan seutas tali nilon dalam posisi tergantung di Dusun Eri, Desa Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe. Dua pekan kemudian, 29 Januari 2023, Muhamad Jen (22) seorang nelayan ditemukan ditemukan tidak bernyawa dengan posisi tergantung di Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.
Berikutnya, pemuda bernama Muhamad Iksan (22) juga menggantungkan diri di Dusun Kamiri Pantai, Negeri (Desa) Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu 1 Februari 2023. Ia menghilangkan nyawanya dengan kain sarung bercorak kotak coklat abu-abu yang terikat di lehernya.
PS Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulalu Lease, Iptu Moyo Utomo mengatakan, dari hasil penyelidikan terungkap penyebab sejumlah kasus bunuh diri dengan motif yang beragam. Namun, yang paling dominan adalah masalah internal keluarga dan ekonomi.
“Itu yang terpau dari hasil penyelidikan dari sejumlah kasus yang terjadi di tahun 2023,”kata Moyo kepada Ambon Ekspres, Selasa (7/2).
Korban bunuh diri, lanjut Moyo, paling banyak adalah orang muda atau berusia produktif.” Beberapa kasus yang terjadi dalam dua tahun terkahir juga sama, korbannya rata-rata usia produktif. Ini yang sangat disayangkan,”imbuhnya. (TAB/ERM/AKS)