Ada 5000 Orang di Maluku Terinfeksi HIV, Mayoritas di Kota Ambon

  • Bagikan
HIV di Maluku
Keterangan pers, Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) atau Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia, Anjali Sen. (Foto: Elias/ameks)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Jumlah penduduk Maluku yang terinfeksi HIV makin naik. Hasil riset United Nations Population Fund (UNFPA) menyebut 5000 orang terinfeksi, dan mayoritas menetap di Kota Ambon.

Hal itu disampaikan Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA) atau Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia, Anjali Sen, dalam keterangan pers kepada wartawan di Ambon, Minggu (28/5), di sela-sela event konser musik mengkampanyekan (menyurakan) kesehatan remaja di bawah sorotan tema " Ale Rasa Beta Rasa" dilaksankan dengan kolaborasi Jaringan Indonesia Positif (JIP), TMB Fondasition dan UNFPA.

Konser seni musk ini berlangsung di Ballroom Santika Hotel Premieri Ambon dengan menghadirkan artis lokal, Fresly Nikijuluw, Ona Hetarua, Miranda Souisa, Mr.E, hingga Beto Idol.

"Untuk Provinsi Maluku, temuaan (Riset) kasus HIV yang terkahir kurang lebih 5000 warga Maluku Terifeksi HIV. Dimana mayoritas ada di kota Ambon dan berusia produktif, salah satunya adalah kelompok remaja," ujar Anjali Sen.

Hasil riset itu mengungkapkan, kondisi ini terjadi karena minimnya informasi (kesehatan reproduksi ) yang tersentuh langsung ke kelompok masyarakat, terkhusus remaja sehingga rentan terhadap infeksi HIV.

Olehnya, Anjali Sen, juga menyebut peran keluarga juga penting dalam kaitanya dengan pencegahan dalam menyelamatkan remaja bangsa ini, terlebih khusu di Maluku." Karena orang juga sebagai komponen penting, orang tua (keluarga-red) sebagai agen kiper," kata Anjeli.

Anjali Sen, menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan orang muda di Indonesia, termasuk di Maluku. Menurut dia, perlu ruang untuk berinovasi dan pemberdayaan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang mereka hadapi, serta lingkungan yang kondusif agar mereka bisa berpartisipasi dalam pembangunan dan mencapai potensi mereka.

"Untuk itu kita (UNFPA) bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di sekolah dan luar sekolah. Kami juga terus bekerja sama dengan organisasi-organisasi remaja dan orang muda dalam pendokumentasian praktik-praktik baik pelibatan orang muda dalam pembangunan," terangnya.

Ketua Sekretariat Jaringan Indonesia Positif, Meirinda Sebayang, menyampaikan kolaborasi dalam dalam menjalan program HIV/AIDS untuk wilyah Indonesia Timur tidak hanya di wilayah Maluku (kota Ambon), namun juga di Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat.

"Dan kenapa kota Ambon jadi sasaran, karena di tahun kemarin (2022-red) kita assesment, kita ingin tau tingkat literasi atau pengetahuan HIV remaja di kota Ambon seperti apa, secara umum baik tetapi masih banyak juga belum paham. Karena tau dan paham itu sesuatu hal yang berbeda. Dan kita melihat Ambon punya potensi meningkatkan literasi tentang kesehatan dan perlu kita gaunkan terus, sehingga kita kick off (mulai) hari ini melalui konser," kata Meirinda Sebayang.

Meirinda Sebayang, memastikan isu kesehatan remaja menjadi topik yang kerap dilupakan oleh masyarakat. Pasalnya, informasi seputar kesehatan reproduksi masih dianggap tabu dan belum siap diberikan pada kelompok usia remaja di Indonesia. (ERM)

  • Bagikan