Ambon,AMEKS.FAJAR.CO.ID FAJAR.CO.ID.- Tak terima ELisa Tunake (26), warga asal Desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, diamankan oleh Polisi, sejumlah warga diduga dari desa itu, melakukan penyerangan dan merusak Mapolsek setempat.
Kapolres SBB, AKBP Dennie Andreas Dharmawan, Senin (29/5/2023) mengungkapkan, peristiwa penyerangan itu bermula dari peristiwa penganiayaan terhadap GS alias God (16), remaja asal Waisamu.
Awalnya sekitar pukul 15.30 WIT, korban dan sejumlah rekannya sedang menuju ke hutan guna mengambil kayu bakar untuk keperluan sehari-hari. Sesampainya di hutan, pelaku melihat korban dan rekannya sedang berjalan.
“Pelaku menghampiri mereka, sambil mengancam dengan menggunakan sebilah parang yang di pegang oleh pelaku yang membuat korban dan para saksi ketakutan dan melarikan diri,” kata Kapolres.
Saat melarikan diri itulah, kata Kapolres, korban terjatuh yang membuat pelaku menangkap korban. Korban kemudian dianiaya menggunakan gagang parang, pada bagian paha kanan korban dan mengancam korban.
ELisa Tunake (26), kemudian membawa korban ke Balai desa Nuruwe untuk di serahkan kepada kepala Desa Nuruwe.
"Sesampainya di kantor Desa Nuruwe masyarakat Desa Nuruwe yang melihat korban, merupakan orang desa Waisamu langsung menghampiri dan melakukan penganiayaan terhadap korban. Mereka dilerai oleh kepala Desa beserta staf pemerintah dan BPD Nuruwe, sambil melaporkan kepada pihak Kepolisian,"paparnya.
Menurutnya, tidak lama berselang personil Polsek Kairatu Barat, mendatangi kantor Desa Nuruwe dan mengambil serta mengamankan korban untuk di bawah ke Polsek.
"Kemudian pukul 18.30 WIT, Kepala Desa Nuruwe dan ketua BPD Nuruwe mendatangi Polsek Kairatu Barat, untuk menyerahkan pelaku Elisa Tunake kepada pihak Polsek,"kata Kapolres.
Sekitar pukul 19.00 WIT, personil Polsek melakukan pemeriksaan BAP terhadap pelaku terkait kasus penganiayaan tersebut.
"Tindakan pelaku ini kan telah melanggar pasal 80 ayat (1) Jo pasal 76c undang-undang nomor 35 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,"terangnya.
Kapolres mengatakan, saat pemeriksaan sementara berlangsung ratusan warga desa Nuruwe, mendatangi Mapolsek Kairatu Barat, dan langsung melakukan penyerahan secara sporadis.
"Pukul 21.45 WIT, personil Polres SBB sekitar berjumlah 20 orang yang di pimpin langsung oleh Kabag Ops AKP J. De Fretes dan Kasat Sabhara Res SBB AKP Subekti, tiba di Polsek untuk melakukan backup di Polsek,” tutur Kapolres.
Pukul 22.20 WIT, lanjut Kapolres, keluarga pelaku dan masyarakat desa Nuruwe, sekitar 100 orang merasa keberatan karena dilakukan Pemeriksaan (BAP), melakukan aksi penyerangan dengan melempari kantor Polsek Kairatu Barat dan personil menggunakan batu, dan menggunakan panah, parang dan tombak.
Perwira Polisi dengan dua melati dipundaknya itu mengaku, peristiwa penyerangan itu membuat sejumlah fasilitas di Polsek tersebut rusak.
"Nah saat penyerangan itu di manfaatkan oleh pelaku Elisa Tunake untuk melarikan diri dari Mako Polsek, dan sejumlah kaca Mapolsek rusak, salah satu personil terkena lemparan batu dibagian wajah. Pukul 23.20 WIT, personil menghalau dan menghentikan aksi penyerangan itu,"tuturnya.
Orang nomor satu di Polres SBB ini menegaskan, pihaknya telah mengindentifikasi dan mengantongi identitas dari terduga pelaku utama penyerangan Mapolsek.
"Ada 6 orang terduga pelaku utama penyerangan Mapolsek itu. Mereka diantaranya HM, MT, B, KM, MS dan OM"ungkap Kapolres.
Dirinya meminta, 6 terduga pelaku dan Elisa Tunake, untuk menyerahkan diri secara baik-baik ke Polsek Kairatu Barat, atau Polsek SBB.
"Jika tidak mau serahkan diri dengan baik-baik, pasti akan kita kejar sampai kemanapun, dan kita akan berikan tindakan tegas,"tandasnya. (ARH).