Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Para sopir Angkutan Kota (Angkot) di Ambon, maluku mengeluhkan arus lalulintas (lalin) di kawasan Terminal mardika. menurut para sopir, arus lalulintas di mardika saat ini sudah sangat semrawut.
ampir sebagian besar badan jalan digunakan sebagai lahan berdagang. Badan Jalan di sepanjang terminal A1 dan A2 Mardika menuju ke Terminal Ongko liong saat ini, digunakan para Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk menjajakan dagangannya.
Akibatnya, jalan yang awalnya bisa dilewati dua kendaraan secara berlawanan, kini terlihat sempit. Kemacetan panjang pun tak bisa dihindarkan setiap harinya.
Azwar, salah satu sopir Angkot, kepada Ambon Ekspres, Jumat (3/11) kemarin mengatakan, kemacetan di Mardika saat ini sudah sangat parah setiap hari.
“Kita kalau mau keluar dari terminal, pasti harus kena macet. Bahkan bisa setengah jam dan sekali-sekali bisa sampai satu jam kena macet,”paparnya.
Kemacetan di Mardika, lanjutnya, disebabkan sebagian besar badan jalan baik sebelah kiri maupun kanan, digunakan sebagai arena berdagang.
“Badan jalan kiri- kanan semua digunakan PKL untuk berjualan. Bagaimana tidak macet, kalau jalan dipenuhi jualan pedagang, yang selalu berinteraksi dengan pembeli. Jadi padat kan,”ungkapnya.
Padahal, lanjutnya, sekitar beberapa waktu lalu kondisi di Terminal Mardika sudah sangat bagus dan jauh dari kemacetan, akibat para pedagang dilarang berjualan di badan jalan.
“Beberapa waktu sempat sudah normal dan tidak ada macet, karena pihak Pemerntah Kota melalui Satpol PP sudah tertib- kan semua pedagang, dan selalu melakukan pengawasan,”jelasnya.
Tetapi saat pengawasan tidak dilakukan, sambungnya, para pedagang kembali memadati badan jalan untuk berdagang sehingga menyebabkan kemacetan.
“Kalau mau bilang cari hidup, kita semua ini cari hidup. Tapi jangan buat sesuatu yang merugikan orang lai dong. Kalau PKL sesuka hati gunakan jalan sebagai arena dagang, maka yang rugi adalah sopir,”tegasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada Pemerintah Kota Ambon, mel lui dinas terkait untuk segera mensterilkan jalan di Mardika dari aktivitas PKL, agar tak merugikan para sopir.
“Fungsi pengawasan kalau bisa jangan hanya sesaat. Sebab pedagang kalau lihat petugas tidak ada mereka turun lagi ke jalan. Kita sopir juga bayar retribusi dan lain-lain, jadi wajib pula diperhatikan,”tutupnya. (enal)