AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Festival Al-Fatah Tahun 2024 dengan tema " Momentum Perayaan Budaya dan Kebudayaan Umat Islam", resmi dilaunching Gubernur Maluku, Murad Ismail. Ini dilakukan
di pelataran Masjid Raya Al-Fatah, Kota Ambon, Jumat (24/21/2023) malam.
Gubernur dalam sambutanya mengatakan, sejarah keberadaan Masjid bagi umat Islam, bukan hanya sekadar tempat shalat berjamaah atau tempat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Melainkan juga, lanjut dia, Masjid memiliki fungsi sosial dalam membangun peradaban dalam kemasyarakatan. Masjid juga harus dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan membahas berbagai program penting untuk memajukan masyarakat.
"Atas nama pemerintah daerah provinsi Maluku, saya menyampaikan apresiasi kepada pengelola Masjid Raya Al-Fatah Ambon beserta jajarannya yang telah mengurus, menggagas dan menyelenggarakan festival ini," kata Gubernur.
Gubernur pun menegaskan, pemerintah provinsi Maluku tetap akan mendukung berbagai kegiatan positif, seperti pelaksanaan festival. Dukungan ini untuk meningkatkan fungsi Masjid selain ibadah.
"Kita perlu melakukan transformasi spiritual bukan saja dari sekadar memakmurkan, tetapi memberikan kontribusi bagi peningkatan keimanan dan ketakwaan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan umat lahir maupun batin," tegas Gubernur.
Ketua Panitia, Hasbollah Toisuta dalam sambutannya mengatakan, Festival Al-Fatah Ambon, adalah ruang diskursus (wacana) untuk mengkomunikasi ide, gagasan dan konsep penting, mendasar, dan stretegis kepada publik, tentang kontek, problematika, dinamika, dan realitas kondisi kekinian budaya dan kebudyaan Islam di Maluku.
"Festival ini akan memberi pengaruh dan kontribusi signifikan terhadap daya adaptasi umat Islam Maluku, terhadap proses perubahan dan perkembangan baik secara berbudaya maupun kebudayaan. Sehingga umat Islam di Maluku mampu berkontribusi terhadap kerja-kerja pewarisan kualitas budaya,” kata Hasbollah.
Keberadaan dan fungsi masjid kata Hasbollah, sebagai pusat keadaban, perbaikan tata budi pekerti dan peradaban perbaikan tata kehidupan dalam seluruh sektor kehidupan Umat Islam dalam konteks ke-Maluku-an.
"Keberadaan dan kehadiran Al-Fatah sebagai parameter keadaban dan peradaban muslim di Maluku, yakni dengan menjadikan Masjid Al-Fatah Ambon sebagai sentral pengembangan Kebudayaan umat Islam di Provinsi Maluku", ucapnya.
Masjid Al-Fatah tidak boleh menutup diri dari kenyataan dinamis perubahan sosial yang terus saja terjadi di sekitar lingkungannya. Al- Fatah dituntut untuk harus hadir secara inklusif menyapa segenap umat yang ada pulau-pulau di Maluku.
"Menyapa warga umat yang tidak berkemampuan (mustadhafin) bahkan menyapa Generasi Milenial dan Gen-Z yang sedang dalam proses mencari jati diri dan ruang ekspressinya", ujarnya.
Iya juga mengaskan bahwa, Masjid Al-Fatah harus mampu memantaskan diri untuk tampil ke depan, untuk menegaskan kebtuhan pembangunan semesta kemanusiaan di Maluku.
"Fastival Al-fatah Ambon tersebut akan digelar pada tanggl 24 Februari sampai dengan 2 Maret 2024, bertema", jelasnya.(jardin papalia)