BULA,AE, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Harga beras yang naik melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), membuat ekonomi masyarakat makin sulit. Pemerintah setempat mengeluhkan Bulog yang hingga kini belum juga lakukan operasi pasar.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan SBT, Husin Mony mengatakan, Pemerintah melalui dinas Ketahanan Pangan, mendorong Badan Urusan Logistik (Bulog) turun tangan menstabilkan harga beras.
Untuk itu, sejumlah pengusaha atau distributor beras telah difasilitasi menjadi mitra Bulog untuk menjual beras pemerintah dengan harga Eceran Tertinggi (HET).
“Tahun ini yang kita baru fasilitasi itu tiga pedagang satu di Tutuktolo, satu di Bula dan satu di Bula Barat, pengusaha-pengusaha ini mengambil beras di gudang Bulog di Kobisonta itu artinya mereka bisa jual sesuai harga HET Pemerintah,” kata dia, kepada wartawan di Bula, Sabtu (24/2/2024).
Ia mengaku, pemerintah melalui Badan Pangan Nasonal telah menetapkan HET beras yang masing-masing untuk beras pre- mium Rp.14.800 per kilogram dan beras medium Rp.11.800.
“Namun penjualan beras di kabupaten Seram Bagian Timur masih tinggi diatas HET yang ditetapkan pemerintah,”ujarnya.
Di sisi lain, Bulog kata Mony, sejuah ini belum melakukan intervensi secara langsung untuk menstabilkan harga beras di daerah tersebut.
“Bahan pangan terutama beras di Indonesia ini ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pangan Nasional nomor 07 Tahun 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beberapa wilayah di Indonesia ini dan khususnya Maluku untuk kualitas premium itu di harga Rp14.800 dan kualitas medium itu Rp11.800, kondisi di Seram Bagian Timur,”imbuhnya.
“Jujur saya katakan terkait dengan harga beras ini memang belum ada campur tangan pemerintah secara langsung kepada para pedagang dalam kaitannya dengan bagaimana bisa memediasi, memfasilitasi pedagang dengan pihak pemerintah khususnya pihak Bulog,” ungkapnya.
Ditambahkan, beberapa padagang yang sudah menjalin kerjasama dengan Bulog saat ini telah menjual beras terutama kualitas medium dengan harga sesuai HET, salah satunya di kota Bula, yakni Toko Adit.
Sementara pedagang-pedagang yang masih menjual beras dengan harga diatas HET karena mereka mengambil stok diluar Bulog dengan harga yang tinggi.
Namun demikian, Mony mengaku, pihaknya telah membangun komunikasi dengan pedagang-pedagang ini dan akan memfasilitasi mereka untuk menjadi mitra Bulog.
Dengan ini, diharapkan beras dari Bulog semakin membanjiri pasar di kabupaten Seram Bagian Timur sehingga harga tetap terkontrol.
Ia juga mengatakan, jatah beras yang disediakan Bulog untuk kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), sekitar 8 ton perbulan sehingga ini bisa mencukupi kebutuhan masyarakat menjelang bulan suci ramadan.
“Jadi harga beras yang kita mau tekan ini
terutama untuk beras kualitas medium, untuk premium memang tidak bisa karena itu bukan dari Bulog, pedagang mengambil beras ini dari luar Maluku sehingga memang harga jualnya kita tidak bisa tekan,” ujarnya.(jamal)