Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Ayub Tatiratu dianiaya hingga babak belur oleh seorang oknum anggota TNI-AD, pangkat Pratu, berinisial NU. Samuel rekan korban yang hendak menghentikan aksi itu, juga kena pukulan.
Aksi ini terjadi di rumah Ayub, Desa Rumah Tiga, Dusun Wailela, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (26/3/2024). Aksi ini bermulai dari masalah pesta minuman keras (Miras) oleh sekelompok pemuda di salah satu rumah warga.
Rumah warga ini, milik mertua dari Pratu NU. Saat mabuk para pemuda ini bikin ribut, hingga Ayub keluar meminta mereka berhenti, karena ibunya sedang sakit. Para pemuda ini tak terima ditegur Ayub.
“Korban diajak berkelahi oleh sekelompok pemuda ini. Kasus ini kemudian diselesaikan oleh Polisi di Polsek Kota Jawa (Polresta Pulau Ambon dan PP Lease),” ungkap kRey Tatiratu, kakak dari Ayub.
Dikira kasusnya sudah selesai, Rabu (27/3/2024) Ayub didatangi Pratu NU. Tak hanya pelaku, ada sejumlah pemuda juga ikut bersamanya. Pratu NU diterima baik-baik ibu Ayu, bernama Anneke Susan Nikijuluw.
Menurut Rey, ketika berada di dalam rumah, Pratu NU meihat Ayub sedang duduk. Ayub didatangi Pratu NU, dan bertanya.“Kamu ini yang kemarin bermasalah ka? “ tanya Pratu NU kepada Ayub.
Tak tunggu lama, Pratu NU memukul korban tepatnya di bagian wajah. Tidak hanya Pratu NU, beberapa warga yang ikut bersamanya, turut menganiaya korban. Akibat pukulan tersebut hidung dan mulut korban mengeluarkan darah.
“Melihat anaknya dianiaya oleh anggota TNI dan beberapa warga, ibu saya berteriak meminta tolong. Akan tetapi bukannya menghentikan aksi premanisme yang dilakukannya, pelaku malah mengeluarkan pistol yang di bawahnya dan menodongkan ke kepala adik saya sembari berkata ‘beta bunuh ose’,” tutur Rey.
Melihat korban ditodongkan pistol, salah satu rekan (korban) bernama Samuel mencoba melerai aksi Pratu NU, namun dia juga menjadi korban pemukulan.
"Setelah itu pelaku dan rekan-rekannya pergi meninggalkan adik saya. Setelah itu keluarga kami menghubungi Polsek Teluk Ambon guna melaporkan kasus tersebut, “ kata Rey.
Saat ini korban sementara berada di rumah sakit Bhayangkara Polda Maluku, untuk kepentingan pengambilan visum. Berdasarkan hasil rontgen tulang lengan sebelah kanan korban terlepas dari sendi bahu.
Pihak keluarga juga memastikan akan menempuh jalur hukum hingga persoalan ini tuntas, bahkan dengan tegas pihak keluarga menyatakan tak akan mencabut laporan tersebut.
“Adik saya sudah di visum di rumah sakit Bhayangkara. dan hasil rontgen tulang lengan adik saya terlepas dari bahu,” ungkap Rey.
“Kami tak terima ketika adik saya dipukul, kemudian ditodong dengan pistol. Emang kami ini teroris, RMS, ataupun OPM sehingga ditodong pistol seperti ini. Kami memastikan bahwa tidak ada pencabutan laporan. Tidak ada permintaan maaf,” tegas Rey. (tim)