Saumlaki, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Agustinus Songupnuan, Sabtu (30/3/2024), membenarkan tiga warganya ditemukan dalam kondisi selamat di Perairan Aru.
Tiga korban selamat ini, hilang selama 16 hari di lautan. Mereka hilang pada tanggal 13 Maret 2024, dimana dalam longboat ada 7 warga. Setelah ditemukan KM Lautan Berlian 6, Jumat (29/3/2024) hanya tersisa tiga warga dalam kondisi hidup, dan satu jenazah dalam longboat.
Keempat korban ditemukan oleh KM. Lautan Berlian 6 di Perairan Desa Batu Goyang, Kecamatan Aru Selatan Timur, Kabupaten Kepulauan Aru. Kadis menjelaskan, dari 4 korban yang ditemukan, 3 selamat dan 1 meninggal dunia.
Korban selamat yakni Kristina Sakliresi alias Tini (13), Yohanis Salwei (27), Devota Salwey (13). Serta korban meninggal yakni Roberta Matruty alias Novi (13).
“Dapat kami sampaikan info terkini perkembangan evakuasi para korban selamat dan 1 jenazah, bahwa Tim SAR gabungan telah bergerak dengan haluan ke titik KM. Lautan Berlian 6. Kita doakan para anggota Tim SAR gabungan dapat bekerja dengan baik dan kembali ke Dobo dengan selamat bersama para korban,” Ungkap Songupnuan.
Sebelumnya informasi para korban hanyut pada 13 Maret 2024, Sekira pukul 09.59 WIT, di depan Pulau Dua antara Desa Lorulun dan Desa Atubul, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Pencarian dilakukan dengan melibatkan semua unsur namun para korban yang hanyut dengan perahu tersebut tidak ditemukan.
Kemudian Pemda KKT berkomunikasi dengan Pemda Kepulauan Aru untuk membantu melakukan pencarian terhadap para korban, pada 21 maret 2021.
“Pemda KKT telah melakukan kontak secara resmi dengan Pemda Kep. Aru pada tanggal 21 Maret 2024 lalu dengan penuh harapan para korban dapat ditemukan yang dibantu oleh Pemda Kep. Aru dan Tim SAR Gabungan,” kata dia.
Akhirnya para korban ditemukan meski hanya 3 yang selamat, 1 meninggal dunia, dan 3 lainnya belum ada informasi lebih lanjut. Setelah mendapat informasi para korban ditemukan, selanjutnya atas bantuan Pemda Aru, Lanal Aru, DKP Dobo, BPBD Kep. Aru, Polair Kep. Aru, Basarnas Dobo, dan para pihak swasta lainnya membantu evakuasi.
“Sementara para korban pindahan dari KM Lautan Berlian 6 ke Kapal KPLP untuk selanjutnya dibawa ke Kota Dobo. Kira kira malam mungkin baru tiba sebab lokasinya cukup jauh,, “ Tandas Kadis.
Setelah tiba, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Pemda Aru untuk secepatnya melakukan penanganan medis bagi korban selamat. Untuk 1 korban meninggal dunia pihak Pemda akan menanggung semua biaya pemulangan korban ke keluarga.
“Sesuai informasi, dari 7 korban tiga yang lebih dulu meninggal di buang ke laut oleh saudara mereka karena tidak mungkin membusuk dalam Longboat. Sementara 3 selamat dan 1 korban lainya akan diberikan penanganan medis oleh Pemda Aru setelah tiganya merasa kuat kami akan mengevakuasi ke Tanimbar,” kata dia.
Untuk satu korban meninggal, kata dia, pemerintah juga akan mempersiapkan segala keperluan untuk kepulangannya ke keluarga, baik mulai dari peti, formalin dan semua anggaran yang dibutuhkan.
“Bagi 4 korban yang meninggal kami akan membuat akta kematian mereka sehingga menjadi dasar bagi Pemda untuk memberikan santunan Kepada Keluarga mereka,” kata
Mewakili Pemda Kepulauan Tanimbar kami mengucapkan turut berduka atas meninggalnya 4 warga Tanimbar. Kami juga bersyukur atas kuasa Tuhan ada yang selamat dan sementara dievakuasi ke Kabupaten Aru.
Berikutnya kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah bekerja sama hingga warga Tanimbar yang hilang di laut selama 16 hari akhirnya ditemukan, “ UjarSongupnuan.
Sebelumnya, berdasarkan informasi dihimpun para korban awalnya pergi piknik ke ke Pantai Tumbur, Kecamatan Wertamrian dengan menggunakan Perahu ketinting untuk merayakan ulang tahun Yohanes Salwey (korban hilang), pada Rabu 13 Maret 2024 sekira pukul 15.00 WIT.
Sesampainya di Desa Tumbur, para korban mengajak beberapa warga Tumbur untuk bersama-sama ikut ke lokasi Pantai Cinta Kasih di Desa Tumbur dalam rangka untuk merayakan hari ulang tahun Sdr. Yohanes Salwey.
Sekira pukul 21.30 WIT selanjutnya para Korban pamit kepada warga Tumbur untuk kembali ke Desa Wowonda dengan menggunakan perahu ketinting.
Namun saat itu seorang saksi Modestus Takndare (ayah dari salah satu korban) sempat meminta melalui handphone agar para korban jangan dulu kembali ke Desa Wowonda, karena sudah malam hari dan cuaca laut tidak bersahabat.(yani)