Ribuan Warga Ikut Tradisi Lawa Pipi di Hila

  • Bagikan
Leihitu
Salah seorang anak muda memikul seekor kambing yang diikuti ratusan orang lainnya, dalam tradisi Lawa Pipi di Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. (foto by jardin)

AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Ribuan warga Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menggelar festival Lawa Pipi. Lawa pipi merupakan tradisi yang digelar warga Hila setiap Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Lawa Pipi dalam bahasa negeri Hila berarti bawa Lari Kambing. Dimana kambing-kambing tersebut akan dipikul oleh anak muda sambil berlari-lari kecil mengelilingi kampung dan juga mengelilingi Masjid sebanyak Tujuh (7) kali.

Perjalanan itu diiringi dengan suara takbir dan tahmid yang menggema dari ribuan warga Negeri Hila. Mereka mengenakan pakaian serba Putih. Dari orang dewasa hingga anak-anak. Tradisisi tersebut dihadiri juga para wisatan dari berbagai daerah hingga orang Asing (Luar Negeri).

Sebelum proses penyembelihan hewan kurban, lebih dulu dilakukan pembacaan doa atau tahlil oleh tetua adat, tokoh agama dan kasisi mesjid di beranda Rumah Tua Ollong .

Tahlilan yang dimaksud bertujuan untuk memanjatkan doa kepada arwah para leluhur sekaligus bentuk rasa syukur kepada Sang Khalik.

hewan kurban (kambing) yang paling besar dan sehat ditempatkan pada deretan paling depan. Untuk kambing ini disebut, kambing temal atau yang pertama.

Setelah memanjatkan Do'a, maka kambing yang paling besar akan terlebih dahulu disembelih, dimana kambing yang disembelih lebih awal itu diibaratkan sebagai pengganti Nabi Ismail AS, dan akan dikeluarkan lebih dulu pada posisi terdepan dan diikuti hewan kurban lainnya.

Setelah kambing pertama disembelih, warga akan melempar uang logam hingga uang kertas ke arah kambing tersebut, dengan niat untuk kebaikan serta menolak bala. Proses tersebut diibaratkan dengan lempar Jumrah.

Ustad, Jamaludin Bugis mengatakan, tradisi Lawa Pipi atau antar kambing merupakan tradisi yang sudah di jalankan pada Hari Raya Idul Adha, seperti Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah 2024 ini.

"Ini murapkan tradisi dari Negeri Hila, dimana kami lakukan pada Lebaran Idul Adha tiap tahunnya.
Sebelum kita menyembelih kambing tersebut, terlebih dahulu kita mengelilingi kampung dan Masjid sebanyak 7 kali," ujar Jamaludin, Selasa (18/6/2024).

Menurutnya, tradisi Lawa Pipi selain mencerminkan ibadah haji di Tanah Suci, juga menggambarkan bagaimana para leluhur Hila menanamkan nilai-nilai spiritual ke anak cucu untuk dapat memaknai ibadah haji sebagai rukun Islam ke lima.

"Tradisi Lawa pipi ini miniatur daripada pelaksanaan ibadah haji di Makkah al Mukaramah. Sebab hampir semua kegiatan haji ada di tradisi ini, misalnya Sai, Wukuf, Tawaf, Jamrah kecuali Mikat," jelasnya.

"Jadi ini cara leluhur kita menanamkan nilai-nilai spiritual ke kita anak cucu Hila. Kita harus bisa memaknai Ibadah Haji sebagai rukun Islam ke lima," tembah Jamaludin menjelaskan. (JardinPapalia)

  • Bagikan

Exit mobile version