Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Pasca tak direkomendasikan PDIP sebagai bakal calon Gubernur Maluku, Barnabas Orno, mantan Wakil Gubernur Maluku ini, memutuskan mundur dari PDIP.
“Dengan ini saya, Barnabas Orno mundur dari PDIP sebagai anggota maupun Kader. Terhadap KTA (Kartu anggota), tak perlu saya menyerahkan kembali. Anggap saja semua ini tak pernah terjadi,” ungkap Orno dalam rekaman videonya berdurasi 5 menit, dan 20 detik.
Orno dalam rekaman itu menegaskan, mulai Sabtu (17/8/2024), dia bukan lagi kader PDIP, setelah selama 18 tahun bersama-sama membesarkan partai berlambang kepala banteng mincing putih itu di Maluku.
Dalam rekaman tersebut, dia menyinggung soal kariernya di dunia politik selama bersama PDIP. Menurut dia, 18 tahun bukan waktu singkat dalam perjalanan politiknya.
“Sejak tahun 2006-2011 saya direkomendasikan sebagai Wakil Bupati Maluku Tenggara Barat yang sekarang KKT. Dan saya terpilih saat itu,” ungkap Orno.
Kemudian dua kali berturut-turut direkomendasikan PDIP bertarung di Maluku Barat Daya (MBD) pasca daerah itu baru dimekarkan menjadi kabupaten, lepas dari KKT.
“Saya menjadi bupati pertama MBD untuk periode 2011-2016. Kemudian terpilih lagi menjadi bupati keduanya kalinya, 2016-2021. Dalam dua periode itu, saya murni ditugaskan PDIP untuk bertarung,” kata Orno.
Namun, lanjut dia, di masa dua periode belum berakhir, PDIP menugaskan dia kembali mendampingi Murad Ismail bertarung di Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku tahun 2018.
“Waktu itu Saya masih menjabat sebagai Bupati MBD. Namun karena sebagai petugas partai politik, saya jalankan tugas itu. Dan kemudian kami terpilih sebagai Wakil Gubernur Maluku, periode 2019-2024. Dimana pak Murad sebagai Gubernur Maluku,” ungkap Orno.
Pada tahun 2024, Orno memutuskan untuk bertarung di Pilgub Maluku. Dia mendaftar ke PDIP. Bahkan, kata dia, mereka
Selama 18 tahun berturut, klaim Orno, telah bersama membangunan PDIP. Tapi dalam perhelatan Pilkada, kata Orno, ada pihak-pihak dalam tanda kutip, melaporkan kalau dirinya tidak besarkan PDIP.
Menyapa Megawati dan pengurus DPD PDIP maluku, hingga anak ranting. Beberapa waktu lalu, mereka dikumpulkan di lenteng Agung oleh DPP PDIP, dalam rangka konsolidasi pilkada 2024-2029.
Sesuai arahan Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto, kata dia, bahwa rekomendasi diprioritaskan kepada kader. Namun, pada Kamis (15/8/2024), PDIP justru merekomendasikan Jefrry Apoly Rahawarin (JAR) yang berpasangan dengan Mukti Keliobas.
“Dari sisi etis, saya didzalomi. Apakah selama 18 tahun berturut-turut, bukankah turut meningkatkan dan besar PDIP secara elektoral di Maluku? Hanya Tuhan yang tahu,” kata dia.
Menutup pernyataan pengunduran dirinya dalam video itu, Orno membacakan pantun. “Bunga mawar itu berduri. Kalau dipetik pasti tetusuk. Dan akan mengeluarkan darah.Tapi bunga mawar itu tak pernah dilupakan.”(jardin papalia)