BULA, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Gara-gara Kalender Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tanpa foto Wakil Bupati Idris Rumalatur, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menarik semua kalender yang terlanjur disebarkan.
Kalender tanpa foto Wakil Bupati SBT ini memantik kekecewaan banyak pihak. Kalender dibagikan di momen upacara HUT RI ke-79 di lapangan Pancasila, kota Bula, Sabtu (17/8) lalu.
Plt Kepala diskominfo SBT M. Syukur Kilwarany mengatakan, telah menarik Kalender dari beberapa tamu yang hadir pada saat HUT RI. Ia memastikan upaya penarikan dari semua tamu undangan yang datang.
Dirinya menyampaikan permohonan maaf secara pribadi dan atas nama Diskominfo terkait penerbitan kalender yang berujung polemik terutama kepada Wakil bupati Idris Rumalutur selaku pihak yang dianggap disudutkan dengan penerbitan kalender tersebut.
“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada basudara sekalian dan juga kepada pak Idris Rumalutur selaku wakil Bupati, ada 100 kalender yang dicetak, dan beberapa sudah kami tarik,” ucapnya dalam konferensi pers di kantor Diskominfo SBT, Rabu (21/8/2024).
Kilwarany mengaku, penerbitan kalender itu tidak dimaksudkan untuk menyudutkan atau mendiskreditkan siapapun termasuk Wakil bupati Idris Rumalutur. Namun, apa yang dipersoalkan merupakan bentuk kekhilafan dan sesuatu yang tidak disengaja.
“Kami mengucapkan permohonan maaf secara pribadi maupun kedinasan ini bukan kesengajaan yang ingin kami lakukan untuk menyudutkan dan mendeskreditkan pak Idris selaku Wakil bupati,” kata dia.
“Ini mungkin satu hal yang kami khilaf karena pada kalender tersebut tidak mencantumkan tanggal periodisasi sehingga menjadi multitafsir di kalangan masyarakat apalagi pada saat ini adalah tahun- tahun di mana kita memasuki tahun politik, “ tambah Kilwarany.
Persoalan ini kata dia,tidak ada kaitan dengan kepentingan politik. Ia pun kembali menyampaikan per- mohonan maaf atas kelalaian yang dilakukan stafnya dan memastikan akan menjadikan masalah tersebut sebagai pelajaran dan bahan evaluasi ke depannya.
“Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran yang terbaik bagi kami untuk kede- pannya membuat evaluasi terkait dengan setiap produk yang dikeluarkan harus ada koordinasi yang intens sehingga tidak menyalahi atau tidak membuat ketersinggungan diantara sesama,” pungkas Kilwarany.(jamal umage)