Bantah Arahkan Memilih Murad Ismail, Nirahua Ngaku Sudah Disambangi Bawaslu Maluku

  • Bagikan

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Ketua Persatuan Purnawirawan Polri (PP Polri) Provinsi Maluku, Ajun komisaris Besar Polisi (AkBP) Purnawirawan Esterlina Nirahua buka suara terkait tudingan dirinya mengajak pengurus untuk memilih calon Gurbernur Maluku Murad Ismail-Michael Wattimena di Pilkada nanti.

“Saya Purnawiraan Polri Provinsi Maluku, terdiri dari purnawirawan Polri dan Warakawuri, yang suaminya purnawirawan, dan sudah meninggal dunia bersama PNS,” jelas esterlina kepada ameks.id, Rabu (2/10/2024).

PP Polri, tepatnya kantor Polda Maluku lama dengan 27 peserta tersebut merupakan pertemuan rutin bulanan. Dia mengakui, yang dibahas pada pertemuan itu adalah program PP Polri.

Setelah pertemuan, Erlina pun menyampaikan ke peserta bahwa di pada November 2024 akan ada Pilkada serentak untuk Pilgub diikuti tiga pasangan. Kemudian Walikota Ambon diikuti empat pasangan calon.

"Dari tiga calon Gubernur, diantaranya ada katong punya pelindung penasehat PP Polri, yaitu Pak Murad Ismail. Kedua ada juga Pak Jefry Apoly Rahawarin (JAR). Ketiga ada Pak Hendrik Lewerissa,” kata Nirahua.

“Siapapun jadi Gubernur Maluku yang penting bisa membawa Maluku ini aman, damai dan sejahtera. Katong (kami) harus memilih dengan hati nurani. Itu yang saya sampaikan, tidak ada tambahan bahwa saya mengajak mereka pilih Pak Murad, itu tidak ada," tambah Nirahua dengan dialeg Ambon.

Kemungkinan, kata dia, dengan pernyataannnya bahwa penasehat dan pelindung PP Polri Maluku adalah Murad, sehingga peserta yang melanjutkan pernyataan tersebut ke media seakan dirinya mengajak pilih Murad. Padahal faktanya tidak seperti itu.
"Kami PP Polri juga tahu bahwa meski sudah pensiun tetapi harus netral. Sama sekali saya tidak ada ajakan mereka untuk pilih pak Murad. Hanya sebut nama calon,
itu benar. Coba yang sampaikan informasi dia tunjukkan bukti seperti rekaman, kalau saya ada bicara seperti itu silahkan,"terangnya.

"Kan biasanya satu informasi jejaring dari orang satu ke yang orang kedua dan seterusnya pasti sudah beda-beda. Jadi yang mereka paham seperti itu. Padahal tidak ada ajakan,” kata Nirahua.

Nirahua menegaskan, kehadirannya di pertemuan itu bukan dengan kapasitas sebagai Komisaris Independen Bank Maluku dan Maluku Utara. Bahkan dirinya telah menyampaikan perihal itu ke Komisaris Utama Bank Maluku-Malut.

"Saya hadir dengan kapasitas sebagai ketua PP Polri Maluku, bukan sebagai komisaris independen Bank Maluku- Malut. Ini yang harus digaris bawahi. Jangan dibuat buat-buat saya hadir sebagai komisaris," sebut Aty nama sapaannya.

Ia menyebut, DPRD Maluku juga meminta Bawaslu untuk memanggilnya untuk dimintai keterangan perihal informasi ajakan pilih Murad.

"Saya tunggu panggilan Bawaslu tetapi di Selasa kemarin tim penelusuran Bawaslu sudah datangi saya, konfirmasi masalah ini. Dan saya sampaikan sesuai kebenaran yang ada, saya tidak ajak siapapun di pertemuan itu pilih Murad. Saya hanya sebutkan nama tiga pasangan calon, salah satunya ada pelindung penasehat kita PP Polri Maluku. Memililah berdasarkan hati Nurani ketika di bilik suara, itu saja,"sahut Nirahua. (WHB)

  • Bagikan

Exit mobile version