Hadiri Penurunan Tiang Alif, Hendrik Disambut Pemuka Adat 7 Negeri, dan Warga 11 Dusun

  • Bagikan
Hendrik Lewerissa
Calon Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa bersama istri saat menghadiri acara penurunan tiang alif Masjid Ar-Rahman di Negeri Tumalehu Barat, Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Sabtu (12/10/24).

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Calon Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa menghadiri acara penurunan tiang alif Masjid Ar-Rahman di Negeri Tumalehu Barat, kecamatan kepulauan Manipa, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Sabtu (12/10/24).

kedatangan Hendrik Lewerissa yang disingkat HL bersama istri disambut meriah masyarakat tujuh negeri yang tergabung dalam ikatan Haikalima Henaluaka (kaka- Adik) hadir pada acara tersebut.

Tujuh negeri yang dimaksud adalah, Luhutuban, Masawoi, kelang Assaude, Tumalehu Timur, Tumalehu Barat, Buano Hatuputih dan Negeri Tuniwara serta perwakilan masyarakat 11 Dusun di Manipa.

Bersama istri dan rombongan, mereka menginjakan kaki di dermaga Tumalehu Barat, setelah melakukan perjalanan 2 jam 30 menit menggunakan speed boat dari pelabuhan Tahuku, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.

Kedatangan mereka disambut para pemuka adat, tokoh agama, serta masyarakat, kemudian diiringi grup drum band Desa Tomalehu Barat menuju lokasi acara penurunan tiang Alif.

Kehadiran Hendrik di luar agenda kampanye sebagai calon gubernur. Ia hanya memenuhi undangan masyarakat pada acara tersebut.

Hendrik pada kesempatan itu mengaku kagum dengan kebersamaan masyarakat tujuh negeri di Kecamatan Kepulauan Manipa, karena masih memiliki budaya kerja sama gotong royong antar negeri pada setiap acara pembangunan rumah ibadah.

"Ini merupakan suatu kehormatan luar biasa bagi beta (Saya). Karena itu, semua agenda lain beta batalkan dan memutuskan untuk hadir di tempat ini, sekaligus juga untuk menyaksikan silaturahmi keluarga Haikalima Henaluaka yang mungkin jarang terjadi di Maluku, bahkan di Indonesia," sebut Hendrik.

Kebersamaan masyarakat Manipa dalam ikatan Haikalima Henaluaka, dianggap sebagai kekuatan masyarakat majemuk dan beragam, yang memiliki nilai kearifan lokal bernilai tinggi.

"Saya berharap silaturahmi yang tercipta saat ini dapat berlanjut ke depan dengan baik. Bahkan kehadiran beta menguatkan emosional Beta dengan negeri ini, dan tentu saja dengan semua tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, terkhusus warga masyarakat pulau Manipa," katanya.

Hendrik pun diberikan kesempatan oleh panitia bersama para kepala desa, tokoh agama dan masyarakat tujuh negeri untuk bersama-sama berada di titik tiang Alif masjid saat mau dilakukan penurunan.

Kehadiran Hendrik mendapat apresiasi masyarakat tujuh negeri di Manipa terutama Tumalehu Barat atas kepeduliannya, hingga bisa berilaturahmi dan meluangkan waktu dengan speed boad ke Manipa untuk memenuhi undangan penurunan tiang Alif masjid Tumalehu Barat.

"Kami berterima kasih kepada pak Hendrik dan istri yang sudah bisa luangkan waktu hadiri kegiatan penurunan tiang Alif Masjid Ar-Rahman negeri Tumalehu Barat. Meski dengan berbagai kesibukan, namun beliau berkesempatan hadir disini," ungkap Firman Attamimi, salah satu panitia penurunan dan pe- masangan tiang Alif masjid Tumalehu Barat. (WHB)

  • Bagikan

Exit mobile version