Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Kasus perkelahian antar mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, yang dipicu minuman keras (miras), bukan pertama kali terjadi. Kasus serupa pernah terjadi, dengan pemicu yang sama.
Hal ini disampaikan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unpatti, Dr. Nur Aida Kubangun, dalam konferensi pers di Gedung Rektorat Unpatti, Kamis (19/12/2024), merespon perkelahian massif antar mahasiswa yang meluas melibatkan masyarakat luar.
Aida menegaskan komitmen Unpatti untuk menangani insiden perkelahian yang melibatkan dua mahasiswanya, P dan M. Keduanya, adalah mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Kedua mahasiswa ini terlibat konflik fisik setelah mengonsumsi minuman keras, yang kemudian melibatkan sejumlah mahasiswa lainnya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unpatti, Dr. Nur Aida Kubangun, dalam konferensi pers di Gedung Rektorat Unpatti, Kamis (19/12/2024), menjelaskan bahwa insiden tersebut berawal dari persoalan pribadi yang berujung pada perkelahian.
"Kejadian ini menyebabkan P mengalami luka dan sempat dirawat di Puskesmas Poka sebelum dipindahkan ke Puskesmas Hitu," ungkapnya.
Pihak kampus berkoordinasi dengan Polsek Baguala untuk mengendalikan situasi, terutama setelah beberapa mahasiswa lain turut terlibat dengan membawa senjata tajam. "Beruntung situasi berhasil diredam," tambah Aida.
Langkah mediasi dilakukan dengan melibatkan keluarga kedua pihak, korban, pelaku, serta Kapolsek setempat. Dalam mediasi ini, disepakati bahwa persoalan akan diselesaikan secara kekeluargaan, namun proses hukum tetap berjalan karena kedua mahasiswa saling melapor ke polisi.
"Kampus juga akan memproses pelanggaran akademik sesuai aturan yang berlaku. Sanksi dapat diberikan hingga pemecatan jika tingkat kesalahannya terbukti berat," tegas Dr. Kubangun.
Aida menyoroti bahwa beberapa insiden serupa sebelumnya juga dipicu oleh konsumsi alkohol. Sebagai langkah antisipasi, kampus memperketat patroli dan pengawasan di area rawan, bekerja sama dengan fakultas dan kepolisian.
“Kami terus berupaya menciptakan lingkungan kampus yang aman dan kondusif. Selain itu, pembinaan mahasiswa akan lebih ditingkatkan untuk mencegah terjadinya insiden serupa,” jelasnya.(elias rumain)