Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Dalam kunjungan kerja ke Maluku, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meresmikan 31 penyalur BBM Satu Harga, termasuk sembilan penyalur untuk wilayah Maluku.
Peresmian ini dilakukan secara terpusat di Integrated Terminal Wayame, Rabu (18/12/2024). Sebelum acara peresmian, Menteri Bahlil meninjau beberapa lokasi strategis, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di PPN Tantui, Kota Ambon, serta Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Kunjungan ini bertujuan memastikan pasokan BBM dan listrik tetap terjaga, terutama menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa program BBM Satu Harga merupakan wujud nyata pemerataan akses energi di seluruh Indonesia. Dengan program ini, harga solar ditetapkan sebesar Rp6.800 per liter, dan pertalite Rp10.000 per liter, baik di kota besar maupun daerah terpencil.
"Program ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun bertahap, ini adalah langkah nyata untuk memastikan ketersediaan bahan bakar demi mendukung aktivitas ekonomi," ujar Bahlil.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menjelaskan bahwa hingga akhir 2024, pemerintah telah membangun 583 penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Khusus untuk Maluku, terdapat 35 penyalur yang telah beroperasi sejak 2017 hingga 2024.
Pada tahap II peresmian ini, sembilan penyalur di Maluku yang diresmikan meliputi: Mdona Hiera, Wetar Timur, Kei Besar Selatan, Obi Barat, Bacan Barat, Loloda, Wasile Tengah, Sulabesi Selatan, Taliabu Utara.
Selain itu, penyalur BBM Satu Harga di tiga klaster lainnya meliputi Papua Barat (10 penyalur), Nusa Tenggara Timur (6 penyalur), dan Sumatera Barat (6 penyalur).
Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Ie, menyambut baik langkah pemerintah ini. Menurutnya, BBM Satu Harga tidak hanya menghilangkan disparitas harga, tetapi juga memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil.
"Ini adalah langkah nyata untuk memberikan akses energi yang adil dan merata, terutama bagi daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Kami berharap program ini mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang usaha baru di Maluku," ujar Sadali.
Sadali juga mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah pusat, Pertamina, dan para penyalur, untuk memastikan distribusi BBM berjalan lancar dan tepat sasaran. "Mari bersama kita wujudkan pelayanan energi yang terbaik bagi masyarakat," tambahnya.
Dengan peluncuran program BBM Satu Harga, diharapkan kesenjangan ekonomi antardaerah dapat dikurangi, dan masyarakat di Maluku, khususnya di daerah terpencil, dapat menikmati akses energi yang lebih merata.(elias rumain)