BULA, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Belum seminggu puluhan tenaga kesehatan (Nakes) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salim Alkatiri, Buru Selatan (Bursel) menggelar aksi, kini hal serupa juga dilakukan Nakes di RSUD Bula, kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Mereka melakukan aksi mogok massal. Aksi itu buntut dari adanya pemangkasan insentif tahun 2025 mendatang. Aksi ini juga menyebabkan pelayanan medik di RSUD Bula sempat lumpuh total. Tak ada pelayanan sama sekali.
Seorang Nakes yang tak ingin namanya di publis menyesalkan kebijakan Pemda tersebut. Menurutnya pemangkasan insentif Nakes ini sangat disayangkan.
Selama ini, tenaga kesehatan, kata dia, telah memainkan peran-peran krusial dalam menjaga kesehatan masyarakat, sering kali tak mendapatkan kesejahteraan yang proporsional dengan perjuangan fisik dan mental yang mereka hadapi.
"Padahal, tenaga kesehatan sehari-harinya berjibaku dengan risiko-risiko di lapangan yang mengancam nyawa, dari misalnya risiko terpapar penyakit-penyakit menular, tertusuk jarum, hingga tekanan mental, ”ujar Nakes yang enggan mau namanya dipublis kepada media ini,Rabu(31/12/2024).
Insentif Nakes di RSUD Bula, kata dia, harus tetap seperti semula, tak boleh dinaikan maupun dipangkas, karena resiko kerja yang cukup tinggi.
"Insentif dari Rp1.500.000 menjadi Rp 750.000. Kalau pemda bilang insentif itu harus sama dengan nakes di puskesmas, itu tidak bisa disamakan. Karena puskesmas kerja cuma pagi, kita ini siang malam, dan resiko kerja tinggi"kata dia.
Kepala ruangan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Bula, Haidir Rahering yang dikonfirmasi mengatakan, aksi yang dilakukan para Nakes untuk memperjuangkan insentif Nakes di tempat mereka bekerja.
"Ini terkait anggaran untuk 2025, karena kemarin yang saya sudah bilang itu, tidak ada dalam item, tidak dianggarkan. Makanya kami melakukan pendekatan dengan DPRD maupun Pemerintah Daerah untuk dipertimbangkan kembali terkait dengan insentif," ungkap Haidir Rahering.
Dia mengaku, usai mereka mendatangi Kantor DPRD, anggaran insentif Nakes ini diakomodir, namun nilai yang akan mereka terima tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni menurun dari Rp 1.500.000 menjadi Rp 750.000.
"Karena itu, aksi yang lakukan hari ini sebagai upaya ketidakpuasan terhadap bersaran insentif yang akan mereka terim pada 2025 mendatang,"jelasnya.
Asisten I Setda SBT, Ambo Wokanubun saat menemui para nakes yang menggelar aksi mogok kerja mengaku, tidak ada pemangkasan insentif nakes di RSUD Bula.
"Setelah kami berdiskusi dengan ibu Sekda disepakati bersama,insentif teman-teman tetap dibayarkan seperti tahun-tahun sebelumnya Rp1,5 juta, " ujar dia dihadapan para Nakes.(JU).