AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Kekalahan pasangan yang diusung PAN dalam Pemilihan Gubernur - Wakil Gubernur Maluku (Pilgub) 2024, dijadikan modal politik untuk lawan Widya Pratiwi melenggeng merebut kursi Ketua DPW PAN.
Saat Pilgub Maluku 2024 lalu, PAN mengusung Murad Ismail - Michael Wattimena. Murad, suami dari Widya. Di tengah jalan, Widya meng-kudeta Wahid Laitupa dari kursi Ketua DPW PAN Maluku.
Padahal, Wahid, adalah politisi yang selalu pasang badan buat Murad jika diserang dalam wacana politik. Di DPRD Maluku, Wahid juga selalu menunjukan keberpihakan kepada Murad Ismail yang saat itu menjabat Gubernur Maluku.
Namun entah kenapa, disaat Murad berproses dalam bursa Pilgub, Wahid Laitupa tiba-tiba dicopot. Dia digantikan Widya Pratiwi. Widya juga ditunjuk sebagai Ketua tim pemenang Murad - Michael, yang kemudian finish diurutan ketiga dari tiga kontestan.
Di Januari 2025, masa kerja Widya sebagai Ketua DPW PAN Maluku berakhir. Muswil akan digelar. Salah satunya memilih Ketua DPW PAN Maluku yang baru. Widya dikabarkan bertarung, berdasarkan keterangan dari orang dekatnya yang juga Sekretaris PAN Maluku, Hairuddin Tuarita.
Langkah Widya tak mudah. Kekalahan PAN di Pilgub menjadi catatan merah buatnya. Kepada ameks.fajar.co.id, mantan Ketua POK DPW PAN Maluku sejak 2010 hingga 2024, Taufik Saimima, Selasa (14/1) kemarin mengatakan, anjloknya prestasi partai besutan Zulkifli Hasan di Maluku, harus menjadi bahan evaluasi ke depan.
Dikatakannya, kepemimpinan Widya Pratiwi sebagai Ketua DPW PAN Maluku, kurang lebih selama enam bulan sejak Mei hingga November, bukan memperpanjang rekam jejak positif melainkan harus berakhir dengan hasil negatif di Pilgub Maluku.
Ia pun membandingkan dengan masa kepemimpinan Wahid Laitupa. Pasalnya, meski di kudeta di tengah jalan, namun prestasi Laitupa lebih baik ketika memimpin PAN Maluku dari pada Widya Pratiwi.
Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian PAN dimasa Laitupa, di mana pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, berhasil merebut satu kursi DPR RI, menambah perolehan kursi di DPRD Maluku menjadi tiga kursi dan membuat penambahan empat kursi di 11 kabupaten/kota sehingga totalnya berjumlah 14 kursi.
Sedangkan di masa Widya Pratiwi, meski ada tujuh pasangan calon kepala daerah yang direkomendasikan PAN berhasil menang, namun hal tersebut belum bisa dijadikan sebagai barometer kesuksesan.
Pasalnya, PAN dimasa Widya dalam Pilgub Maluku 2024, mengusung petahana Gubernur Murad Ismail, dengan koalisi besar di dalamnya seperti Golkar, Demokrat, PKS, dan PKB.
Menurutnya, kekalahan pasangan calon Gubernur yang diusung PAN di Pilkada Maluku, menjadi bukti bahwa Widya Pratiwi gagal memimpin PAN.
“Hasil Pilgub Maluku, mencerminkan kegagalan seorang Widya Pratiwi sebagai Ketua DPW. Dan harus kita akui, dalam kurun waktu kurang dari enam bulan, grafik elektoral PAN di Maluku mengalami penurunan drastis,”ungkapnya.
Sejatinya, jelas dia, prestasi di Pemilu 2024 tidaklah sempurna akibat hasil buruk di Pilgub Maluku. Sehingga, hal tersebut harus jadi bahan pertimbangan atau referensi DPP PAN, untuk mengevaluasi DPW PAN Maluku di bawa kepemimpinan Widya Pratiwi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kepemimpinan Widya Pratiwi hanya akan sampai Februari 2025 mendatang. DPP, tegasnya, jangan lagi memberikan kesempatan kepada Widya untuk memimpin PAN Maluku 2025-2030.
Pasalnya, untuk tetap menjaga Marwah PAN dan sebagai bentuk ikhtiar, Ketua DPW PAN Maluku periode lima tahun ke depan, haruslah mereka yang mampu menjaga prestasi yang telah di torehkan di Pileg 2024 agar bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan di Pileg 2029.
“Perjalanan PAN Maluku sejak era reformasi menunjukkan tren positif. Namun sekali lagi saya ingin katakan, bahwa Widya Pratiwi gagal, sebab hanya di masa dia sajalah, PAN pertama kalinya kalah di Pilgub Maluku,”tegasnya.
Ia pun menambahkan, dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Maluku yang direncanakan digelar usai pelantikan Gubernur-Wakil Gubernur, sudah ada beberapa nama yang terindikasi mencalonkan diri, salah satunya dirinya sendiri.
“Ada Ibu Widya juga ikut calon sebagai Ketua DPW PAN, kemudian Pak Wahid Laitupa juga. Tapi meski saya juga calon, namun menurut saya Pak Wahid masih lebih pantas dan layak memimpin PAN Maluku,”tutupnya.(ZAP)