Menteri Bahlil Ancam Cabut Ijin Inpex: 26 Tahun Kerja di Masela, Status tak Kunjung Naik Kelas

  • Bagikan
Bahlil Lahadalia
Bahlil Lahadalia.

Jakarta, AMEKS.FAJAR.CO.ID —Inpex Masela Ltd, operator salah satu proyek gas terbesar yang pernah digarap di Indonesia yaitu proyek gas abadi Masela lagi-lagi membuat pemerintah “meradang”. ini terjadi lantaran tidak kunjung berlanjutnya proyek yang sudah terkatung-katung lebih dari dua dekade itu.

Bahlil Lahadalia, Menteri energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan telah memberi teguran keras kepada Inpex melalui surat peringatan pertama (SP 1).

Bahlil menilai proyek Abadi Masela belum juga mengalami kemajuan signifikan padahal pemerintah telah memberikan persetujuan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) kedua sejak Novem- ber 2023.

“Ada satu wilayah kerja yang sudah 26 tahun, sudah menemukan ini gas terbesar tapi tidak dinaikkan statusnya. Saya sudah bikin surat peringatan pertama,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (11/2).

Bahlil bahkan mengancam akan mencabut izin pengelolaan blok Masela dari Inpex jika perusahaan asal Jepang itu tidak memberikan progress signifikan. Untuk diketahui proyek tersebut merupakan salah saru Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan bisa menyemburkan gas pada 2030.

“Saya tidak perlu sampaikan perusahaan apa itu, biarkanlah Tuhan saya dan dia yang tahu. Kalau dia rasa pasti tahu betul itu kira-kira,” katanya.

Proyek Abadi Masela terus mengalami hambatan, mulai dari perubahan skema pemgembangan, hengkangnya Shell sampai akhirnya Pertamina dan Petronas masuk menjadi mitra Inpex. Jika benar izin Inpex dicabut pemerintah tentu bisa dipastikan akan membuat proyek tersebut kembali molor dan bukan tidak mungkin terancam mangkrak.

Salah satu ganjalan terbesar yang dialami dalam kelanjutan pengembangan blok Masela ada- lah masih belum adanya kepastian siapa yanh akan membeli gas Masela.

Djoko Siswanto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelak- sana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) berharap, pada tahun ini sudah ada kepastian pembeli gas dari Blok Masela.

“Ya diharapkan bisa segera ada pembeli gas- nya sehingga proyek bisa dimulai, tahun ini lah,” katanya.

Blok Masela ditargetkan bisa memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd. Selain itu ada juga 35.000 barel minyak per hari yang bisa dihasilkan dari Masela.

Sejauh ini ada beberapa kandidat yang digadang – gadang menjadi pembeli gas Masela, mulai dari PLN, PGN hingga Pupuk Indonesia. Tapi semuanya belum ada kepastian dalam bentuk Perjanjian Jual Beli Gas. Masalah harga tentu jadi salah satu alasan belum adanya pihak yanh membeli gas Masela. Apalagi Inpex diharuskan untuk menggunakan teknologi carbon capture storage (CCS). (NET)

  • Bagikan

Exit mobile version