NAMROLE, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buru Selatan terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayahnya. Dalam waktu dekat, Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Elieser Selsily, akan menggelar rapat koordinasi evaluasi guna menentukan langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting.
“Target kami adalah menurunkan angka stunting di Buru Selatan. Oleh karena itu, rapat koordinasi ini sangat penting untuk menyusun strategi yang lebih efektif,” ujar Selsily saat dikonfirmasi, Senin (12/2/2025).
Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Buru Selatan, Selsily menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah konkret, termasuk turun langsung ke desa-desa yang menjadi lokus stunting.
Melalui pendekatan ini, pemerintah berupaya meningkatkan sosialisasi serta memperkuat koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Berdasarkan data, angka stunting di Buru Selatan mengalami penurunan dari 41,6 persen pada 2022 menjadi 35 persen pada 2023. Pemerintah optimistis tren ini bisa terus berlanjut dengan strategi yang lebih terarah.
“Tahun 2024 kami bekerja lebih keras dengan berbagai langkah koordinatif dan intervensi yang intensif. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti faktor geografis dan keterbatasan akses transportasi serta informasi di sejumlah desa,” ungkapnya.
Meski demikian, Selsily menegaskan bahwa seluruh tim dan pemangku kepentingan tidak boleh menyerah dengan kendala yang ada. “Kita harus terus berupaya dan tidak boleh kecewa. Koordinasi lintas sektor harus diperkuat agar angka stunting bisa terus turun,” tambahnya.
Selsily juga menyoroti pentingnya peran aparatur desa dalam upaya percepatan penurunan stunting. Menurutnya, kepala desa, perangkat desa, serta tokoh masyarakat memiliki tanggung jawab besar dalam mengawal program ini.
“Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga tanggung jawab kita semua, termasuk aparatur desa dan masyarakat setempat. Oleh karena itu, koordinasi dengan pihak desa, camat, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan harus terus diperkuat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Buru Selatan, Wa Jeni, optimistis angka stunting di daerah ini akan kembali turun pada 2024.
“Saya yakin angka stunting di Buru Selatan akan mengalami penurunan. Namun, saat ini kita masih menunggu hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, yang baru selesai Desember lalu,” ujarnya.
Sebagai gambaran, angka stunting di Buru Selatan dalam beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi: 2021 sebesar 39,1 persen, 2022 sebesar 41,6 persen, 2023 sebesar 35 persen, 2024 menunggu hasil SSGI.
Pemkab Buru Selatan berharap hasil survei terbaru dapat menunjukkan penurunan yang signifikan sebagai hasil dari berbagai intervensi yang telah dilakukan.
(edy simaela)