AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID – Kementerian Pekerjaan Umum berkomitmen melanjutkan mega proyek Bendungan Way Apu di Pulau Buru, yang kini progress penyelesaiannya sudah mencapai 90 persen di tahun 2025 ini.
Belum diketahui berapa besar anggaran yang dialovasi untuk penyelesaian salah satu proyek strategi nasional di era Presiden RI ke-7 Joko Widodo ini. Meski demikian, Kasie Pelaksanaan Balai Wilayah Sungai Maluku (BWS), Eadtwin Leatemia memastikan proyek ini juga terkena efiensi anggaran Pemerintah Pusat.
Eadtwin Leatemia, menyatakan penyelesaian proyek ini terus dilakukan. Kata dia, Proyek Bendungan Way Apu merupakan bagian dari program strategis nasional yang bertujuan untuk mengendalikan banjir di Pulau Buru, dan mengairi sawah di Pulau Buru.
"Jika pembangunan ini selesai, bendungan tersebut akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama pada dukungan swasembada pangan melalui irigasi premium. selain itu juga akan mendukung peningkatan air baku, reduksi banjir serta manfaat lainnya seperti yang sudah didesain pada perencanaan dan fungsi Bendungan Way Apu,” ungkap dia.
Saat ini, lanjut dia, progres pembangunan bendungan tersebut telah mencapai lebih dari 90 persen. Berdasarkan kontrak kerja, proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2026.
“Dengan capaian tersebut, diharapkan penyelesaiannya tetap sesuai jadwal meskipun adanya pengurangan anggaran,” kata dia.
Proyek ini merupakan proyek multi-tahun (multi years) yang didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sejak dimulainya pada Desember 2017, proyek ini telah mengalami berbagai tantangan, namun tetap menjadi prioritas nasional.
Keberadaan Bendungan Way Apu ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan ketahanan air di Pulau Buru serta mendukung sektor pertanian dan kebutuhan domestik masyarakat.
“Selain mengendalikan banjir, proyek ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi pertanian. Dengan ketersediaan air yang lebih stabil, masyarakat petani akan lebih mudah mengakses sumber air irigasi untuk meningkatkan hasil panen,” ungkap Eadtwin.
Masyarakat Pulau Buru pun menaruh harapan besar pada penyelesaian bendungan ini. Mereka berharap proyek ini dapat segera difungsikan untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi saat musim hujan.
Dikutip dari laman situs Kementeruan PUPR, Bendungan Way Apu dirancang untuk menyediakan air irigasi seluas 10.000 hektare. Tersedianya air baku dengan debit 500 liter/detik, kemampuan mereduksi banjir sebesar 557 m3/detik, sebagai pembangkit listrik sebesar 8 mw yang mampu menerangi kurang lebih 8.750 rumah dengan daya 900 watt, serta sebagai tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah.
Bendungan ini membendung Sungai Way Apu yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Buru yang alirannya, melintasi permukiman di daerah Way Apu dan terletak di Kabupaten Buru. Bendungan Way Apu dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp2,08 triliun yang terbagi menjadi dua paket pekerjaan.
Paket 1 berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun oleh kontraktor PT PP-Adhi Karya, KSO. Kemudian, pekerjaan paket 2 berupa konstruksi bendungan pelimpah (spillway) senilai Rp 1,013 triliun oleh kontraktor PT Hutama Karya-Jakon, KSO.(jardin papalia)