Jembatan Utama di Fena Fafan Ambruk, Warga Terisolasi Akibat Cuaca Ekstrem

  • Bagikan
Kondisi jembatan didesa Waeken kecamatan Fena Fafan yang ambruk akibat tingginya curah hujan beberapa hari belakangan ini. Kondisi ini mengakibatkan arus transportasi masyarakat dari desa Tifu ke desa Waekatin yang menjadi pusat ibukota kecamatan Fena Fafan terputus.

NAMROLE, AMEKS.FAJAR.CO.ID  – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Buru Selatan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur penting, termasuk jembatan penghubung antara Desa Tifu dan Desa Waekatin, pusat Kecamatan Fena Fafan.

Jembatan kayu di Desa Waeken dilaporkan ambruk setelah diterjang hujan deras dan angin kencang yang berlangsung selama beberapa hari berturut-turut. Jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses kendaraan menuju ibukota kecamatan.

Jembatan yang dibangun dengan log kayu mengalami kerusakan di bagian pondasi akibat tanah timbunan tergerus air. Selain itu, beberapa batang kayu penyangga patah, menyisakan lubang menganga dan membuat jembatan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Tak hanya itu, jembatan di aliran Kali Waemala juga mengalami kerusakan. Dampaknya, akses transportasi bagi warga Desa Waeraman, Trukat, Wailo, dan Batu Karang menuju Desa Waekatin terputus total.

“Benar, jembatan di Desa Waeken tidak bisa dilalui lagi akibat curah hujan yang sangat tinggi. Kini warga terpaksa mengambil jalur alternatif di tepi sungai, tapi itu sangat berisiko bagi keselamatan,” kata Camat Fena Fafan, Yakup Seleky, saat dikonfirmasi, Minggu (22/6/2025).

Ia juga mengungkapkan, saat hujan deras dan banjir melanda, akses sungai pun menjadi tidak dapat dilintasi karena arus yang deras. Kondisi ini makin menyulitkan mobilitas masyarakat, terutama untuk kebutuhan logistik dan pelayanan publik.

Menanggapi situasi tersebut, Seleky menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan pemegang konsesi hutan di wilayah Fena Fafan untuk membantu perbaikan jembatan.

Ia juga berencana meninjau langsung kondisi di lapangan sebelum melaporkan secara resmi kepada Bupati Buru Selatan La Hamidi, Wakil Bupati Gerson Elieser Selsily, dan Sekda Hadi Longa.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buru Selatan, Abas Tamher, mengaku masih menunggu laporan dari jajaran di tingkat kecamatan terkait kondisi terbaru akibat cuaca ekstrem.

“Saya terus berkoordinasi dengan staf di desa dan kecamatan. Jika ada informasi resmi terkait bencana, kami akan segera tindak lanjuti dan publikasikan,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. “Cuaca ekstrem bisa menimbulkan bencana kapan saja. Karena itu, saya harap masyarakat lebih berhati-hati untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan,” tegas Tamher.(edy simaela)

  • Bagikan