Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa didampingi Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, Rabu (2/7/2025) mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke lokasi bencana di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan.
Bantuan logistik didistribusikan melalui KM Sabuk Nusantara 33, Rabu (2/7/2025). Pelepasan bantuan dilakukan langsung oleh Gubernur Maluku, didampingi Wakil Gubernur Abdullah di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.
Sementara itu, Bantuan ratusan paket sembako dari Pemerintah Kabupaten Buru Selatan diberangkatkan dari Pelabuhan Namrole menggunakan KM Cantika Lestari 5E pada Rabu (2/7) sekitar pukul 11.00 WIT.
Pengiriman bantuan dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Sekretariat Daerah Buru Selatan, Heri Waemese. Turut mendampingi, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Abas Tamher, Kepala Dinas Sosial Usman Ali Isan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Ali Maharaja, serta sejumlah staf dari ketiga dinas terkait.
Bupati Buru Selatan, La Hamidi, menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan distribusi bantuan. Menurutnya, pengiriman bantuan semestinya dilakukan lebih awal, namun terhambat oleh kondisi cuaca buruk dan terbatasnya sarana transportasi laut.
"Bantuan sebetulnya sudah bisa disalurkan beberapa hari sebelumnya. Namun, cuaca ekstrem serta kendala transportasi laut membuat pengiriman baru bisa dilakukan hari ini," ujar La Hamidi usai menyambut kepulangan 48 jemaah haji asal Buru Selatan di Namrole.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam, terutama mengingat tingginya intensitas hujan dan gelombang laut dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Buru Selatan, Abas Tamher, menjelaskan bahwa bantuan telah tiba di Pelabuhan Desa Ulima, Kecamatan Ambalau. Bantuan tersebut langsung diserahkan kepada Camat Ambalau dengan disaksikan Kapolsek Ipda Edwin Tahapary dan tujuh kepala desa setempat.
Gubernur Hendrik Lewerissa mengatakan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan langkah cepat Pemerintah Provinsi Maluku dalam merespons bencana yang melanda wilayah Ambalau.
"Ini adalah respon cepat dari pemerintah untuk mengurangi beban penderitaan masyarakat yang terdampak banjir bandang. Kehadiran negara harus dirasakan dalam situasi darurat seperti ini," ujar Lewerissa.
Ia menambahkan bahwa meskipun bencana tidak dapat diprediksi, pemerintah wajib hadir memberikan dukungan nyata. Menurutnya, solidaritas dari semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan dalam masa-masa sulit seperti ini.
"Kami ingin mendorong tumbuhnya semangat gotong royong. Pemerintah memiliki niat baik, tetapi tentu ada keterbatasan. Karena itu, dukungan masyarakat sangat penting," tambahnya.
Gubernur juga mengajak masyarakat Maluku untuk saling bahu-membahu membantu sesama yang tertimpa bencana, baik banjir, tanah longsor, maupun bencana alam lainnya.
"Tunjukkan solidaritas kita sebagai orang Maluku. Mari bergandengan tangan membantu saudara-saudara kita yang sedang diuji musibah," imbaunya.
Tujuh desa yang terdampak banjir pada Minggu (29/6/2025) yakni Desa Lumoy, Elara, Siwar, Kampung Baru, Ulima, Masawoy, dan Selasi. Wilayah paling parah terdampak berada di pusat kecamatan, yakni Desa Siwar dan Elara. Ketinggian air di beberapa lokasi dilaporkan mencapai lutut orang dewasa.(jardin/edy simaela)