Labuan Bajo, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Indonesia mengharapkan dukungan anggota G20 untuk mendapatkan konsensus bagi aksi yang praktis dan konkret, bahwa Presidensi jadi forum ekonomi utama. Termasuk di dalamnya tiga prioritas yakni kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan opening remarks secara virtual pada Pertemuan Sherpa ke-2, Minggu (10/07).
“Presidensi G20 sebagai forum ekonomi global utama, harus bertindak bersama mengatasi tantangan global. Kita memiliki tanggung jawab untuk memikirkan orang lain dan memberikan solusi yang nyata,” ungkap Airlangga.
Inflasi serta ketahanan pangan dan energi dikhawatirkan akan menghambat ekonomi global sekaligus mempersulit upaya pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs).
Sebagai salah satu negara Champions dari Global Crisis Response Group (GCRG), Indonesia juga diharapkan dapat membantu memberikan solusi atas krisis keuangan, pangan, dan energi yang terjadi di dunia.
“Meskipun konteksnya cukup sulit, grup dengan keanggotaan yang beragam ini memiliki kemampuan untuk membuat kemajuan. Presidensi menghargai dukungan anggota untuk membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) bagi manajemen kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi, yang dihasilkan dalam pertemuan Joint Health and Finance Task Force bulan lalu,” jelas Menko Airlangga.
Sherpa, kata Airlangga, bertugas untuk memelihara hubungan kerja kondusif yang menjadi faktor sangat penting, dalam mengubah saran berupa kebijakan dan permasalahan teknis yang kompleks menjadi berbagai tindakan berani dan nyata bagi seluruh kepala negara anggota G20.
Kelompok G20 juga harus mampu melihat ke depan dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi global. Agenda 2030 untuk SDGs juga harus menjadi pedoman negara anggota G20, terutama membantu meningkatkan kehidupan di negara-negara berkembang yang rentan.
Indonesia memahami situasi dunia saat ini, sehingga Sherpa menyerukan persatuan supaya dapat dihasilkan solusi atas kebijakan dan keuangan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dunia saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut memberikan opening remarks dan menyampaikan bahwa terlihat komitmen kuat untuk berkolaborasi, dan memperkuat ketahanan pangan dan energi global.
Dalam perhelatan kali ini, hadir juga perwakilan dari organisasi-organisasi internasional yakni International Monetary Fund (IMF), World Trade Organization/International Renewable Energy Agency, dan Food and Agriculture Organization (FAO), yang menyampaikan pandangan mereka mengenai kondisi ekonomi global dan tantangan yang akan dihadapi dalam upaya untuk memulihkan keadaan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Acara pembukaan kali ini dilaksanakan secara hybrid, dengan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi internasional. Hal ini menunjukkan semangat para pihak untuk mewujudkan tujuan utama diadakannya pertemuan ini, yaitu memastikan setiap Working Group dalam Sherpa Track berjalan lancar, serta untuk mengidentifikasi langkah berikutnya yang akan diambil setiap Working Group agar dapat memenuhi deliverables yang ditargetkan. (dep7/rep/fsr)