Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID FAJAR. CO. ID. -Pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir pekan kemarin, membuat ratusan sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) terutama jalur Liang, Waai, Tulehu, Tenga-tenga, dan Suli, melakukan aksi mogok.
Pantauan media ini, aksi tersebut dilakukan sekira pukul 09.30 WIT. Para sopir ini melakukan aksi tepat diperbatasan Maluku Tengah dan Kota Ambon.
Setiap Angkot yang melintas dihentikan. Para penumpang dipaksa turun dari kendaraan akibatnya aksi adu mulut terjadi antar para sopir dan warga.
"Jangan turunkan kami ditengah jalan seperti ini, " protes Ira, salah satu penumpang Angkot AKDP yang dipaksa turun dikawasan tersebut, Senin (5/9).
Menurutnya, seharusnya para sopir ini bersabar sambil menunggu keputusan resmi dari Pemerintah terkait naiknya tarif angkot.
"Yang setengah mati itu kami warga, jadi bukan kalian saja, apa salahnya tunggu keputusan resmi pemerintah jangan lakukan kami seperti ini, " protes dia.
Sementara itu, Andreas Suitella sopir angkot Suli mengatakan, para sopir Suli meminta untuk menaikan tarif mereka dari sebelum Rp 7000 perorang naik menjadi Rp 9.000 atau Rp 10.000.
"Sedangkan Tulehu, dari sebelumnya Rp 10.000 harus jadi Rp 15.000 perorang. Dan untuk tarif Ambon Pelabuhan Kapal cepat dari sebelumnya Rp 15.000 harus naik Rp 20.000," ujarnya.
Menurut dia, selama Pemerintah tidak segera menaikan tarif angkot maka mereka tetap akan melakukan aksi mogok.
"Kami minta dalam jangka waktu 1 kali 24 jam, pemerintah segera naikan tarif angkot kalau tidak kami tidak beroperasi, " tegasnya.
Ditempat yang sama, Umar Tunny perwakilan sopir Angkot Liang mengatakan, untuk angkota Liang, khusus Liang kampung harus naik Rp 5,000 dari harga sebelumnya.
"Kan kalau Liang kampung sebelumnya, Rp 15.000 harus naik jadi Rp 20.000 perorang sedangkan untuk pelabuhan feri Hunimua tetap Rp 25.000 Ribu. Kenapa tetap karena ini sudah lama. Sedangkan untuk Waai dari sebelumnya, Rp 10.000, harus naik Rp 15.000,"terangnya.
Aksi tersebut masih berlangsung. Para sopir ini berencana akan melakukan aksi mereka di kantor DPRD Provinsi Maluku, dan kantor gubernur Maluku.
" Kita akan aksi minta kenaikan tarif ini segera berlaku, di kantor DPRD dan kantor gubernur, "tandas sopir. (ARH).