Los Angeles, AMEKS.FAJAR.CO.ID - India dan Indonesia secara domestik sedang mengkaji berbagai manfaat kerjasama regional Indo Pacific Economic Framework (IPEF), untuk kepentingan kedua negara. Keduanya sepakat saling mendukung keterlibatan dalam kerjasama regional tersebut.
“Indonesia mengambil hal itu sebagai kesempatan dengan mengangkatnya sebagai tema utama Presidensi G20 Indonesia yakni “Recover Together, Recover Stronger”, ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pernyataan ini disampaikan Airlangga, usai pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri Republik India Piyush Goyal di Los Angeles, setelah Forum Indo Pacific Economic Framework (IPEF) ditutup hari Jum’at (09/09).
“Pemerintah Indonesia mengimplementasikan kebijakan yang menyeimbangkan aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi untuk mengatasi dampak yang disebabkan pandemi,” kata Airlangga.
Perekonomian Indonesia tercatat mampu tumbuh mencapai sebesar 5,01 persen (year on year) pada kuartal pertama 2022, dan 5,44 persen (yoy) pada kuartal kedua 2022. Serta diproyeksikan akan tumbuh pada kisaran 4,5 persen - 5,3 persen pada penutupan tahun ini.
“Tren positif ini diikuti dengan pulihnya beberapa indikator ekonomi, seperti konsumsi masyarakat, peningkatan investasi baik PMDN maupun PMA, termasuk dari sektor eksternal di mana surplus dalam neraca perdagangan terus berlanjut yang tercatat sebesar USD 7,23 Miliar,” jelas Menko Airlangga.
Pemerintah India, menyatakan dukungannya atas Presidensi G20 Indonesia akan puncaknya akan digelar di Bali pada November mendatang.
“Kami memerlukan dukungan agar dapat tercapai hasil konkrit dari KTT G20 di Bali November mendatang, dimana India akan menjadi anggota Troika dengan Indonesia setelah KTT tersebut,” ujar Menko Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Piyush mengharapkan dukungan Indonesia dalam berbagai kerjasama ekonomi, misalnya kelapa sawit, perpajakan, daging, beras, industri otomotif, impor ban dan juga batu bara.
Target hubungan kerjasama Indonesia dengan India volumenya dapat mencapai USD 50 Miliar, dimana saat ini volume perdagangan berkisar USD 17 Miliar. Salah satu dukungan yang diharapkan India adalah peningkatan kerjasama ekonomi melalui ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).
“Kami mengharapkan dukungan Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan kebijakan dan insentif yang sesuai untuk mendukung perdagangan produk-produk kedua negara,” ujar Menteri Piyush.
Nilai total perdagangan Indonesia dengan India sekitar USD 21,01 Miliar di 2021 dan tercatat meningkat 48,48% dari 2020 yang sebesar USD14,15 Miliar. Volume perdagangan pada periode Januari hingga Juni 2022 yakni sekitar USD 16,6 Miliar atau naik 81% dari periode sama tahun lalu.
Menutup pertemuan tersebut, Menko menyampaikan rasa terima kasih karena telah diberikan penghargaan Priyadarshni Academy Award yang diberikan kepada Menko Airlangga beberapa waktu lalu. (*/yan)