Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID -Yayasan Pelangi Maluku beberkan data puluhan anak usia dibawa umur terinfeksi penyakit menular. Hal itu ditegaskan, Wakil Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Belinda Souisa, Senin (20/3).
Belinda, mengatakan berdasarkan data dari Yayasan Pelangi Maluku, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, 20 anak dengan rentan usia 14-17 tahun, terinfeksi penyakit menular seksual (PMS) dan HIV.
"Kita temukan anak remaja yang sudah terinfeksi PMS dengan rata-rata Sifilis dan juga HIV. Kalau semacam ini, berarti di usia 12-13 tahun itu, mereka sudah mengerti kontak seks dan juga punya transaksi seks yang tinggi,"kata Wakil Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Belinda Souisa.
Diakuinya, rasa ingin tahu, masalah ekonomi dan kurangnya perhatian dari orang tua menjadi faktor penyebab anak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dan berdampak buruk bagi masa depannya.
"Ada anak yang kami temukan itu masih 14-17 tahun, dan hampir semua itu coba -coba. Dan saat tahu hasilnya mereka terus melakukan hal tersebut, padahal ada dampak buruk bagi kesehatan dan masa depan mereka,"jelasnya.
Saat ini kata Souisa, puluhan anak tersebut sementara mendapatkan pengobatan dan pendampingan dii Yayasan Pelangi Maluku, namun juga didampingi oleh orang tua, karena mengkonsumsi obat untuk HIV tidak hanya saat sakit dan berhenti setelah sembuh, melainkan seumur hidup.
"Mereka itu masih di dampingi orang tua juga, karena minum obat itu kan seumur hidup. Jadi harus ada kesadaran dari mereka biar seperti minum vitamin setiap hari,"terangnya.
Menurutnya, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan dalam menjaga generasi bangsa ini tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, dan sehat serta jauh dari pergaulan bebas.
"Tapi jangan terlalu dikekang juga, karena bisa berdampak buruk juga bagi mereka, jadi diawasi dengan taraf normal tapi jangan dibebaskan,"tegasnya.
Selain itu diakuinya, salah satu penyebab anak melakukan transaksi seks karena kehidupan di dalam keluarga, dimana orang tua meminta uang dari anaknya, namun tidak mau tahu sumber uang tersebut.
"Padahal itu kan seperti eksploitasi anak tanpa disadari orang tua kan,"terangnya.
Diterangkan, Yayasan Pelangi Maluku membuka diri untuk siapa saja datang memeriksakan diri, apabila mereka beresiko, sehingga pengobatan yang diperoleh tidak terlambat.
"Kami bukan jam berapa saja, ada yang mau periksa malam juga kami layani. Kami kan punya klinik dan lengkap di sana,"tutupnya.(ERM)