AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Melkias Wattimena tetap kukuh menolak pembangunan lapak di dalam terminal Mardika. Sementara saban hari Terminal tetap ramai oleh pedagang.
Bodewin menegaskan, tidak ada alasan bagi pedagang untuk membangun lapak dan berjualan di dalam kawasan terminal tersebut.
"Pada prinsipnya kami masih tetap berkomitmen bahwa terminal itu fungsinya untuk bongkar muat atau naik turunnya penumpang, bukan untuk berjualan. Bagi Pemerintah Kota, tidak ada alasan untuk pembangunan lapak dilanjutkan,"kata dia kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Selasa (29/3).
Namun, sayangnya komitmen Pemerintah Kota itu tidak bisa langsung dieksekusi. Sebab masih menunggu keputusan Pemerintah Provinsi Maluku.
"Tapi kan kita tahu bersama bahwa persoalan di Mardika itu bukan menjadi kewenangan Pemerintah Kota semata melainkan juga ada Pemerintah Provinsi Maluku juga. Jadi harus ada keputusan bersama seperti apa nantinya. Namun kalau untuk kami tetap (tidak ada pedagang-red,"tegasnya.
Pemerintah Kota Ambon telah memberikan kesempatan bagi para pedagang untuk berjualan di dalam terminal Mardika pada pukul 18.00 WIT.
"Saat ini kan kita sudah berikan kesempatan untuk para pedagang ini berjualan di dalam terminal di atas jam 18.00 WIT. Di bawah waktu tersebut tidak boleh,"tandasnya.
Pantuan ameks.fajar.co.id, para pedagang justru sudah mulai berdagang sejak siang hari. Penetapan waktu berdagang oleh Pemkot diabaikan mereka.
Para pedagang menempati lapak-lapak yang sudah disiapkan Asosiasi Pedagang Pasar Mardika (APMA) yang dipimpin Alham Valeo. Untuk menempati Lapak itu, para pedagang juga diwajibkan membayar ke APMA.
Sementara para sopir angkot yang tergabung dalam Asosiasi Sopir Angkutan Kota Ambon (ASKA), meminta Penjabat Walikota Ambon tegas terkait pembangunan Lapak di Terminal Mardika.
"Terminal sudah sempit begitu dibangun lapak lagi. Jangan terlalu cari untung dari masyarakat. Sementara nasib masyarakat sendiri tidak pernah dipikirkan," ujar Ketua ASKA, Paulus Nikijuluw kala itu.(MG/TAB)