Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - kualitas dan mutu layanan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Kota Ambon peserta Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN terus ditingkatkan. Peningkatan ini harus dibarengi dengan monitoring dan evaluasi secara berkala sehingga dapat menciptakan layanan yang lebih mudah, lebih cepat dan setara.
Karena itu, pekan lalu, di Namlea, Kabupaten Buru, BPJS Kesehatan cabang Ambon, gelar pertemuan Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) Triwulan II Tahun 2023 Kabupaten Buru, dan kegiatan monitoring dan evaluasi pelayanan fasilitas kesehatan.
"Pemenuhan atau pencapaian tiga indikator KBK yang diterapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan peserta Program JKN di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Kabupaten Buru tidak tercapai. Untuk itu diharapkan agar setiap pertengahan bulan berjalan dilakukan evaluasi capaian KBK oleh setiap Puskesmas," kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Ambon, Saiyed Abdul Gaffar Assaqqaf.
Berdasarkan data, kata Assaggaf pencapaian tiga indikator KBK di FKTP Kabupaten Buru selama Triwulan II Tahun 2023 itu tidak tercapai. Sehingga pihaknya, mengharapkan agar evaluasi capaian KBK dilakukan setiap pertengahan bulan oleh semua Puskesmas.
"Implementasi sistem KBK tentunya, perlu adanya kolaborasi dan sinergi antara BPJS Kesehatan dengan seluruh pihak yang terlibat, seperti Dinas Kesehatan, Asosiasi Faskes, organisasi profesi, Tim Kendali Mutu dan Kendali biaya," ujarnya.
Menurut, Dia, tentunya seluruh pemangku kepentingan tadi sangat berperan dalam terlaksananya program ini. Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan terlaksananya seluruh aspek ini dapat mendorong mutu pelayanan kepada peserta JKN di fasilitas kesehatan.
Dijelaskan, sehingga kepuasan peserta terhadap layanan faskes juga terus bisa meningkat. Capaian KBK adalah angka kontak, rasio rujukan non spesialistik, dan rasio peserta prolanis terkendali. Hal ini dapat terpantau melalui Aplikasi P-Care.
"Dalam aplikasi P-Care terdapat menu capaian KBK yang dapat digunakan untuk memantau capaian kita. Petugas P-Care agar secara tertib melakukan penginputan data setelah selesai pelayanan di FKTP karena data KBK akan diambil dari aplikasi P-Care tersebut," papar Assaggaf.
Diketahui, pada kegiatan ini juga dilakukan evaluasi salah satu pencapaian tren angka kontak di wilayah Kabupaten Buru, yang mana tren angka kontak terendah yaitu Puskesmas Lolong Guba di Bulan April dengan angka kontak sebesar 4,44 persen.
“Pencapaian angka kontak terendah ada pada Puskesmas Lolong Guba di Bulan April dengan angka kontak terendah sebesar 4,44 persen. Hal ini bisa disiasati dengan mengaktifkan Kembali kegiatan prolanis di Puskesmas Lolong Guba sebagai Puskesmas percontohan. Kegiatan Prolanis ini juga untuk mendukung penguatan promotive dan preventif,” pungkasnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh Puskesmas Kabupaten Buru dapat mengimplementasikan Isi Janji Layanan JKN dalam prosedur pelayanan kepada seluruh peserta sehingga manfaat Program JKN semakin dirasakan peserta secara lebih optimal.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, Yulianis Rahim, mengatakan, pihaknya dan FKTP di Kabupaten Buru akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan-perbaikan demi tercapainya peningkatan kualitas mutu layanan.
“Kami akan melakukan monitoring dan perbaikan-perbaikan, diantaranya, meningkatkan kontak sehat dan kontak sakit di Puskesmas, untuk meningkatkan capaian angka kontak dan juga memastikan agar pemberian rujukan pasien Program JKN dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Namun hal-hal yang sudah bagus agar terus dipertahankan, bahkan mungkin ditingkatkan agar semakin baik lagi,” jelasnya.
Sebagai informasi, Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dihadiri oleh Tim Monitoring dan Evaluasi KBK Kantor Cabang yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Buru, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buru beserta jajaran BPJS Kesehatan Kantor Cabang Ambon dan Kabupaten Buru. (leo)