Pasahari, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Sejumlah warga, Desa Pasahari Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, merasa ditipu oleh seseorang berinisial MA.
Mereka mengaku, rugi puluhan juta rupiah lewat pemalsuan data identitas untuk penerima dana prakerja. Mereka menuduh, MA yang memalsukan.
Steven Orobayam salah satu warga Desa Waimusi, menjelaskan MA telah janji untuk bayar tapi tidak pernah bayar.
"Beliau janji besok, habis besok sudah hampir satu bulan tidak ada, kasian warga yang punya hak tinggal bertanya terus," jelas steven.
Menurut steven, identitas warga berupa KTP dan Kartu keluarga yang diserahkan ke bersangkutan kurang lebih 500 data, data identitas tersebut dikumpulkan dari tiga Kecamatan, dan yang lolos sebagai prakerja hanya berjumlah 39 orang.
"Ia data yang kami kumpul hampir 500 KTP dan kartu keluarga, dari kecamatan Seram Utara Barat, Seram Utara Kobi dan seti. Ada juga warga yang disuruh kumpul kartu keluarag saja tanpa KTP padahal syarat untuk terima uang itu harus gunakan KTP dan KK," kata dia.
"Dan dari jumlah 500 itu yang lolos prakerja hanya 39 orang, itu menurut MA tukang joki itu kepada kami. Dari 39 orang tersebut dana yang harus MA serahkan kepada warga sebesar 34 juta rupiah lebih," tutur dia.
Menurut, Steven ada juga warga yang terdaftar lolos prakerja tapi sama sekali tidak pernah di bayar. "padahal memang sudah terfadaftar lolos lalu uang itu kemana," kata dia.
MA sebagai pengelola akun dan kontrol keuangan yang masuk melalui data identitas warga.
"Jadi uang yang masuk itu melalui Aplikasi E-walet berdasarkan data pribadi warga yang sudah di daftarkan, terus yang bersangkutan pindahkan ke Nomor rekeningnya, setelah di cairkan lewat rekening pribadi milik bersangkutan baru di kasih ke warga sebagai penerima, itupun hasilnya di bagi dua dengan bersangkutan," ujarnya.
Selain itu, kata steven, MA juga berani bikin KTP Ganda milik warga.
" KTP ganda yang beliau bikin sekitar 14 buah ada yang gunakan nama orang lain tapi foto di KTP orang lain. Dan ada yang pake nama jenis kelamin laki-laki tapi fotonya perempuan dan ketika di bagikan KTP ke masyarakat, masyarakat menolak karena sudah punya KTP. KTP itu bisa di anggap palsu," ungkap steven.
Dia juga, mengatakan dari jumlah 39 orang itu ada sekitar 6 orang yang tidak pernah di bayar sama sekali dan 33 orang bersangkutan baru bayar sebagian.
"Peserta 6 orang sampai sekarang tidak di bayar, kalau 33 orang sudah di bayar tapi pembayaran gelombang terakhir belum di bayarkan, katanya tunggu padahal uang sudah cair," ungkapnya.
Terkait persoalan ini, kata steven, sudah ada pelaporan ke pihak kepolisian polsek Wahai, Subsektor Seram Utara Timur Kobi.
" Sudah dilaporkan terkait persoalan ini, namun pihak kepolisan terkesan mengabaikan," tegas steven.
Ibu Lili, salah satu peserta penerima dana prakerja di Desa Waiasih, Kecamatan Kobi juga mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak di bayar padahal sudah lolos terdaftar.
"Katanya saya sudah lolos sudah di foto berulang kali tapi uangnya kosong," ungkap Lili dengan wajah marah.
Hal yang sama juga di rasakan oleh Yunita Alelang Warga Desa Waimusih. Menurut dia, pembayaran yang terakhir belum di bayar.
" Saya sudah di bayar, tapi yang terakhir sisa belum bayar," ungkap Yuni.
Sedangkan menurut MA, ketika di konfirmasi lewat pesan Whatsappnya, mengaku, kalau untuk soal pembayaran belum bisa di proses karena nomoro hp peserta yang terdaftar terblokir tunggu di perbaiki di kantor Grapary baru bisa ambil uangnya.
Dia juga menjelaskan, data yang masuk dan lolos hanya 33 orang dan 200 tidak lolos karena tidak punya KTP.
Soal KTP ganda, MA juga mengaku bahwa bukan dia yang cetak KTP. " Saya tidak cetak KTP, saya cuman edit lewat komputer" ungkap MA. (DAN)