AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Prajurit TNI di Kodam XVI/Pattimura diingatkan tak terlibat politik praktis. Kawal pemilu 2024, pastikan prosesnya berjalan dengan aman hingga selesai.
Hal ini ditegaskan Mayjen TNI Syafrial, ingatkan personil Pangdam XVI Pattimura dihadapan ratusan anak buahnya, dalam kunjungan di hari. Di hari pertama Pangdam menemui prajurit di dua markas.
Pangdam ke Cakti Mandraguna Denzipur 5/CMG Desa Poka, pasukan elit Kodam XVI/Pattimura Yonif Raider 733/Masariku di desa Waiheru, Rabu (20/9). Dan Pangdam juga mengunjungi markas Denkav 5/BLC di Benteng New Viktoria, Kota Ambon, Kamis (21/9).
“Bersikap nentral dan mendukung pentahapan Pemilihan umum yang sedang berjalan sesuai tugas dan fungsi,” kata Pangdam dalam dua hari kunjungannya.
Dihadapan para prajurit, Pangdam dengan tegas meyampaikan soal pentahapan politik yang sudah berjalan menuju Pemilu tahun 2024. Sebagai anggota TNI dilarang terlibat dalam politik praktis. "Tugas kita hanya mendukung siapapun pimpinan di negara ini yang terpilih secara konstitusional," ingatkan Pangdam.
Dihadapan prajurit dan Persit kedua Satuan tersebut, Pangdam memperkenalkan diri, selanjutnya menyampaikan kepada seluruh prajurit bahwa, tradisi maupun kearifan lokal yang ada di Maluku dan Maluku Utara ini harus digaungkan kembali, dengan istilah ungkapan orang Maluku Potong di Kuku Rasa di Daging Ale Rasa Beta Rasa Sagu Salempeng Dibagi Dua.
Artinya, kata dia, persaudaraan itulah kekuatan yang menjadi tradisi kearifan lokal yang harus ditumbuh kembangkan. Dirangkum dalam bingkai Basudara Pattimura itulah moto yang akan digunakan Pangdam selama memimpin di Kodam XVI/Pattimura.
" Jadi, semua kegiatan kita wujudkan untuk kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat dengan mengajak dan menghimbau bahwa, kita semua adalah Basudara.Termasuk kalian semua yang ada di sini, dari berbagai macam daerah yang terpisah kita kumpul jadi satu di sini menjadi saudara, untuk itu jangan ada saling menyakiti," tambahnya.
Pangdam, juga mengingatkan prajurit, menjadi tentara itu tidak mudah karena persaingan yang begitu banyak, namun yang terpilih hanya beberapa saja. Untuk itu, hindari pelanggaran sekecil apapun yang dapat merugikan Satuan, diri sendiri maupun keluarga.
" Ini para unsur pimpinan harus selalu menyampaikan kepada prajuritnya untuk stop melakukan pelanggaran, kasihan kepada prajurit dan keluarganya jika terjadi pemecatan," tegas Pangdam. Menjadi prajurit pejuang maupun petarung yang handal, harus menjaga kemampuan fisik yang prima dan terus berlatih, sehingga menjadi prajurit profesional yang setiap saat siap untuk melaksanakan tugas.
Kepada Persit Pangdam menyampaikan, Persit sangat berpengaruh terhadap kinerja suami. Untuk itu, harus mendukung tugas-tugas suami dan menciptakan keharmonisan di dalam keluarga, mengatur keuangan rumah tangga dengan baik, sehingga tidak besar pasak dari pada tiang.
Terkait dengan Pemilu mendatang, Persit dipersilahkan untuk memilih namun tidak boleh memaksakan atau mempengaruhi Persit yang lain untuk memilih sesuai dengan pilihannya.
" Kemudian bermedia sosial, Persit diharapkan untuk bijak dan cerdas dalam penggunaannya, jika ada berita-berita yang belum jelas kebenarannya baik itu berita hoax ataupun ujaran kebencian, jangan sampai disebarluaskan karena itu juga melanggar undang-undang ITE dan ada tuntutan hukumnya. Pilih hal-hal positif yang ada di media sosial yang harus kita ambil," pesan Pangdam. (elias rumain)