Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Dahlan Rentua (63), salah satu Peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) Swasta kelas dua telah merasakan manfaat dari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dirinya merasa sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan.
Dia mengatakan, Program JKN sangat bermanfaat bagi dirinya. Dahlan juga pernah operasi katarak mata, pengobatan saraf terjepit, operasi abses di daerah kaki dan beberapa pemeriksaan lainnya.
"Saya pernah operasi katarak dan pengobatan saraf terjepit, saat sedang berada di Kota Makassar," katanya dalam release yang diterima media ini, kemarin.
Lebih lanjut, dikatakan, waktu itu, sekitar bulan Februari 2022, dirinya sedang berada di Kota Makassar. Gejala awalnya, dirinya merasakan penglihatan pada matanya kurang jelas dan seperti berawan. Kemudian, dirinya datang berobat ke Klinik Kimia Farma Hasanuddin.
"Sesampainya disana, dokter yang memeriksa saya kemudian menyampaikan bahwa saya harus dirujuk ke Klinik Utama Mata JEC-ORBITA Makassar. Beberapa hari kemudian, langsung dilakukan tindakan operasi pada mata saya bagian kiri dan sembilan hari selanjutnya dilakukan operasi pada mata sebelah kanan saya. Benar-benar pelayanan yang diberikan sangat cepat dan memudahkan saya selaku Peserta Program JKN," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini jika mengakses pelayanan kesehatan baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL), sudah sangat mudah dan semakin terjangkau.
"Kemudian pada Bulan Juni, saya memiliki keluhan pada tangan sebelah kanan saya, jari-jari tangan kram, susah untuk dikepal dan tangan menjadi kaku sebelah. Karena rasa sakitnya tidak kunjung hilang, kemudian saya berobat ke Klinik Kimia Farma Hasanuddin. Setelah dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kemudian saya dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Husada. Dikarenakan harus dilakukan magnetic resonance imaging (MRI) maka saya dirujuk lebih lanjut ke Rumah Sakit Siloam Makassar. Berdasarkan hasil pemeriksaan MRI, ternyata ditemukan saraf terjepit pada lima titik di tulang leher belakang. Selanjutnya saya menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Siloam Makassar. Pelayanan di FKTP maupun FKRTL sangat bagus dan petugas medis yang melayani pun sangat ramah dan baik," paparnya.
Saat menggunakan Program JKN, kata dia, di daerah tempat tinggalnya di Dobo pun, sangat mudah.
"Waktu itu, bengkak pada mata kaki saya ini sudah sekitar tujuh sampai delapan bulan. Bengkaknya ini menyebabkan kadang-kadang mengeluarkan nanah, karna furunkelnya (mata bisulnya) sehingga kondisinya sudah cukup parah. selain itu, saya juga mulai merasa demam dan sakit pinggang yang kemungkinan disebabkan oleh abses pada kaki tersebut," ungkapnya.
Dia menambahkan, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa dirinya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cendrawasih Dobo. Setelah masuk ke IGD, kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh dokter yang bertugas. Selanjutnya, dirinya dirujuk ke Poli Ahli Dalam dan Poli Bedah.
"Dikarenakan perlu dilakukan pengobatan lebih lanjut, maka dokter menyampaikan bahwa saya harus menjalani rawat inap selama beberapa hari di RSUD Cendrawasih Dobo. Pada tanggal 15 September 2023 lalu, saya pun menjalani operasi abses di kaki saya. Puji Tuhan, semuanya berjalan dengan lancar dan seperti yang dilihat kondisi saya sekarang perlahan mulai membaik,” imbuhnya.
Pelayanan yang didapatnya, kata dia, di FKTP maupun FKRTL semuanya semakin mudah, semakin cepat dan pelayanan yang diberikan pun semua setara kepada pasien Program JKN maupun pasien umum.
"Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan karena tanpa Program JKN, belum tentu saya dapat mengakses pelayanan kesehatan yang semakin baik. Semoga kedepannya pemerintah dan BPJS Kesehatan terus bersinergi dan berinovasi untuk mengembangkan Program JKN. Dengan begitu, seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat dari program JKN yang semakin mudah, semakin cepat dan setara," pungkasnya. (leonardo)