Ambon, AE - Mudahnya mengakses layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di berbagai rumah sakit, turut dirasakan oleh Yohanis Robert Maturbongs (47).
Dirinya terdaftar menjadi Peserta BPJS Kesehatan segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas tiga sejak tahun 2017.
Yohanis, mengungkapkan, sudah beberapa kali menggunakan Kartu JKN di beberapa fasilitas Kesehatan yang berbeda.
“Saya itu kan terdaftar di Dokter Praktek Perorangan (DPP) dr. M. Notanubun. Saya termasuk orang yang sering bermasalah kesehatannya. Saya acap kali berobat ke tempat ini, contohnya saja tahun lalu saya mengalami infeksi saluran kemih. Dokter Notanubun kemudian merujuk saya ke Rumah Sakit Hati Kudus Langgur,” katanya dalam release berita yang diterima media ini, Minggu, (29/10).
Menurut dia, selama melakukan general cek up, petugas medis di RS Hati Kudus Langgur memberikan pelayanan dengan baik dan santun.
“Saya selaku pasien JKN dilayani layaknya pasien non JKN. Semuanya sama dan tidak ada perbedaan. Baik itu dari pegawai administrasi maupun petugas medis di rumah sakit melayani dengan sopan dan ramah,” ungkapnya.
Dia menambahkan, saat berobat ke DPP Dokter Notanubun terus dirujuk ke RS Hati Kudus Langgur tidak ada pengeluaran biaya tambahan.
“Saya tidak pernah diminta biaya tambahan dari petugas di DPP Dokter Notanubun maupun RS Hati Kudus Langgur. Saya hanya menggunakan Kartu JKN. Simpel dan praktis,” ucapnya.
Selain itu, pada tahun 2023, kata dia, dirinya pernah juga mengakses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Karel Sadsuitubun yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tenggara. Di rumah sakit ini juga, tidak pernah menagih biaya tambahan.
“Semua rumah sakit yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara ini rata-rata tidak pernah menagihkan biaya tambahan. Dari awal proses administrasi, proses perawatan, sampai ke obat-obatan semuanya gratis,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata dia, selama pelayanan, tidak ada pembatasan hari rawat inap. Pasalnya, ia pernah dirawat selama satu minggu di RSU Karel Sadsuitubun dan dilayani sampai sembuh.
“Waktu itu saya masuk rumah sakit karena ada benjolan di belakang telinga saya. Kemudian saya dirawat selama satu minggu sampai saya sembuh,” jelasnya.
Yohanis mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah atas adanya Program JKN ini. Pengalaman langsung yang ia rasakan membuatnya beripikir bahwa program ini harus terus berkelanjutan.
Dia menghimbau, masyarakat yang belum terdaftar agar segera mendaftarkan diri dalam Program JKN, sehingga dapat mendukung keberlangsungan Program JKN
“Bapak ibu dan sanak saudara semuanya yang belum terdaftar dalam Program JKN, saya sarankan untuk segera daftar. Karena Program JKN ini sangat berguna untuk kesehatan kita. Iuran yang dibayarkan rutin per bulan itu bisa untuk membantu masyarakat lain yang membutuhkan penanganan medis,” ungkapnya.
Dia berharap, Pemerintah Indonesia tetap fokus dalam mengembangkan inovasi-inovasi maupun perbaikan infrastruktur kesehatan agar semakin canggih dan tepat sasaran.
“Program JKN selama ini sudah sangat bagus, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi untuk perbaikan sarana kesehatan maupun alat-alat medis di kota kami agar akan semakin baik lagi,” harap Yohanis.
Diketahui, Pengalaman yang dialami oleh Yohanis merupakan salah satu bukti bahwa Program JKN hadir untuk seluruh masyarakat Indonesia, baik di pusat kota besar sampai di ujung timur Indonesia.
Semua masyarakat bisa mengakses layanan JKN melalui transformasi mutu layanan sehingga semakin mudah, semakin cepat dan setara atau tidak ada diskriminasi. (LMS)