Namorel, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Diduga karena depresi, noken Tasane (29) tahun dan Egan (4) tahun, ayah dan anak ini nekat bunuh diri dengan cara gantung diri. Polisi menduga Noken nekat mengakhiri hidupnya karena alami sakit yang tak kunjung sembuh.
Keduanya, adalah warga Dusun Kusus-Kusu, Desa Wamsisi, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru. Keduanya ditemukan sudah meninggal tak jauh dari pemukiman warga di dusun tersebut.
Mereka ditemukan pertama kali oleh Jen Tasane ( saksi) yang saat itu baru pulang dari kebun, Jumat (3/11). Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), saksi melihat kedua korban sudah tergantung di atas pohon yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari pemukiman masyarakat.
Saksi kemudian meminta masyarakat untuk menurunkan korban. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Buru Selatan IPTU Yefta Marson Malasa saat dikonfirmasi Ambon Ekspres Minggu ( 5/11) membe- narkan kejadian tersebut.
"Memang benar ada warga yang ditemukan sudah meninggal gantung diri ," akuinya.
Perwira dengan dua balok di pundak itu mengatakan, aparat kepolisian yang mengetahui informasi itu, langsung diturunkan ke TKP. " Kita sudah turunkan tim ke lokasi untuk olah TKP," ungkapnya.
Informasi yang diperoleh di lapangan, sebut Malasa, korban mengakhiri hidupnya bersama anaknya diduga karena depresi akibat sakit yang dideritanya.
"Jadi sesuai dengan koordinasi dengan keluarga, korban diduga depresi karena sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Karena selama ini korban dikenal orang baik dan tidak punya masalah dengan orang lain atau lingkungan sekitar," ungkapnya.
Bahkan lanjut dia, saat dilakukan koordinasi dengan keluarga agar jenasah mau diautopsi, keluarga menolaknya. " Kita sudah minta untuk jenazah mau diautopsi, keluarga menolaknya. Mereka ikhlas atas apa yang terjadi," katanya menutup pembicaraan. (ESI)
Bahkan lanjut dia, saat dilakukan koordinasi dengan keluarga agar jenasah mau diautopsi, keluarga menolaknya. " Kita sudah minta untuk jenazah mau diautopsi, keluarga menolaknya. Mereka ikhlas atas apa yang terjadi," katanya menutup pembicaraan. (ESI)