AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Polres Buru diminta tegas terhadap pelaku penambang ilegal di kawasan Gunung Botak (GB). Sejumlah rentetan insiden yang berujung korban jiwa, bahkan banyak nyawa, akibat masih banyak mesin-mesin dompeng yang bebas beroperasi di kawasan tambang emas itu.
Hal itu ditegaskan Ruslan Arif Soamole, salah satu warga Buru kepada Ambon Eksres, Rabu (13/12). Menurutnya, insiden tanah longsor di Gunung Botak yang terjadi, 11 Desember 2023 dini hari itu, akibat lemahnya pengawasan aparat keamanan di wilayah Gunung Botak.
Salah satu bukti, masih banyak mesin-mesin dompeng beroperasi di kawasan Gunung Botak. Ini menjadi salah satu faktor para penambang illegal terus memaksa masuki kawasan tersebut untuk melakukan aktifitas menambang emas.
" Kejadian tanah longsor kemarin (Senin 11 Desember 2023-red), dua penambang meninggal dan satu patah kaki, mereka memaksa masuk Gunung Botak melakukan aktifitas. Itu karena masih banyak mesin-mesin dompeng beroperasi," kata Ruslan Arif Soamole.
Rusan Arif Soamole menyarankan untuk meminimalisir tidak ada lagi jatuh korban, aparat keamanan dalam hal Polda Maluku, termasuk Polres Buru harus tegas.
" Persoalan Gunung Botak, Kapolda harus tegas. Basmi mesin-mesin dompeng di Gunung Botak. Karna sama saja, dilakukan penertiban kalau mesin-mesin dompeng masih terus beroperasi di penambangan, pasti akan terus masuk, apapun caranya mereka (penambang) akan masuk," demikian Ruslan Arif Soamole.
Diketahui, insiden yang terjadi di Gunung Botak, Senin 11 Desember 2023, menyebabkan dua penambang emas tanpa izin (PETI), Simon Nurlatu (38) dan Setuju Latbual (36), tewas. Warga Desa Neat, dan Waesama, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) meninggal dunia setelah lokasi tambang mereka, longsor.
Satu korban lainnya,Ibrahim Nurlatu (43), selamat dari malapetaka itu. Namun, kaki warga Leksula ini, patah kaki. Peristiwa ini terjadi Senin dini hari sekira pukul 03.30 WIT. Kala itu, Simon, Setuju dan Ibrahim, sedang menambang.(ERM)
Satu korban lainnya,Ibrahim Nurlatu (43), selamat dari malapetaka itu. Namun, kaki warga Leksula ini, patah kaki. Peristiwa ini terjadi Senin dini hari sekira pukul 03.30 WIT. Kala itu, Simon, Setuju dan Ibrahim, sedang menambang.(ERM)