AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Belajar itu tidak mengenal batas usia. Batasan belajar bagi seorang manusia itu, jika dirinya sudah meninggal dunia.
"Kita sebagai manusia dituntut untuk belajar. Sebab di dunia ini tidak ada yang bodoh, yang ada itu hanya dia malas sehingga tidak mau belajar,"kata pejabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, saat mewisudakan 31 murid Sekolah Lansia yang dikelola Kelompok Bina Keluarga Lansia (KBKL) Nusa Indah, Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel).
Menurut dia, berdirinya Sekolah Lansia ini bertujuan untuk meningkatkan kualitasnya dalam mewujudkan lansia tangguh, SMART (sehat, mandiri, aktif dan bermartabat) dalam lingkup tangguh tujuh dimensi.
"Tujuh dimensi itu yakni, spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, vokasional dan lingkungan, selain itu juga lansia memiliki pengetahuan tentang menua sehat dan sakit, kesehatan fisik dan mental, serta lingkungan yang mendukung kehidupan lansia," jelasnya.
Selain itu, melalui kegiatan-kegiatan yang telah diikuti oleh para Lansia selama masa pelatihan, dapat menjadi pengalaman berharga guna mengimplementasikan tujuan berdirinya KBKL Nusa Indah tersebut.
“Minimal pengalaman-pengalaman yang sudah diperoleh selama mengikuti bimbingan, pelatihan di KBKL Nusa Indah ini bisa diceritakan kepada tetangga, teman-temannya yang juga merupakan lansia. Karena tidak semua orang bisa menerima status lansia. Kita harapkan mereka tetap berarti pada masa tuanya," paparnya.
Wattimena juga menyampaikan terima kasih untuk bantuan seluruh pihak guna mensejahterahkan kehidupan warga masyarakat yang berdiam di ibukota Provinsi Maluku ini.
“Pemkot juga berterimakasih kepada BKKBN, Pak Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan, Nopian Andusti, Ibu Kepala Perwakilan yang banyak membantu kota ini, khusunya dalam upaya kita untuk tetap berkomitmen guna mensejahterahkan keluarga dalam hal ini menurunkan Stunting dan Lansia,” ujarnya.
Dirinya berharap, kegiatan ini terus dipertahankan, dan tentunya program Sekolah Lansia ini dapat terus terlaksana bahkan mampu dikembangkan diseluruh kota/kabupaten guna membantu para Lansia di provinsi ini.
“Dari kegiatan ini semua kita menjadi berguna lewat kontribusi yang dibuat, kota ini tak perlu kerja besar tetapi kerja ke kecil, dimana kita yang berkontribusi bagi kota ini itulah yang paling penting,” pungkasnya. (HA)