AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Direncakan besok Jumat (19/1/2024), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) cabang Ambon, akan melakukan aksi demonstrasi di depan kantor PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni ) cabang, Kota Ambon.
Manager Operasional PT. Pelni, Muhammad Assagaff mengatakan, aksi demo mereka terkait dengan pencemaran lingkungan yang terjadi di perairan Maluku. Mereka meminta nahkoda dan awak KM Sabuk Nusantara 106 segera dipecat.
Selain dipecat, mereka juga meminta untuk mencabut izin operasional KM Sabuk Nusantara 106 yang selama masih di nakhodai oleh kapten dan awak kapal yang sama oleh manager operasional tersebut.
"Terkait dengan aksi demo besok oleh sejumlah mahasiswa, saya juga sudah berkoordinasi dengan Intel Polda juga dengan korlapnya. Jadi intinya mereka sudah memahami bahwa kita pihak Pelni itu memang sudah aksi, dan pihak Pelni sudah menyerahkan ke Pihak berwenang yaitu KSOP sebagai Otoritas di pelabuhan yang dia juga punya bagian sebagai pengaman lautan dan pantai,” ujar Assagaf, Kamis (18/1/2024).
Menurutnya, kita sudah menyerahkan semua itu Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP). Tetapi hanya saja para mahasiswa ini belum mengatahui bukti-bukti atau aksi apa saja yang sudah diambil sama pihak Pelni cabang Ambon.
Selain itu, kata Assagaf, ini juga merupakan hal yang wajar, kalau mereka mau demo silakan saja tidak ada masalah, yang penting jangan anarkis.
"Kita ini memang transparan dan masalah ini sudah dimonitor langsung oleh manajemen Pusat. Jadi intinya kita welcome kalau memang mereka mau aksi Ya silakan saja itu mungkin salah satu cara menyampaikan aspirasi masyarakat melalui mereka", ucapnya.
Ia mengakui bahwa, PT. Pelni memiliki banyak kapal sabuk, namun yang saat ini melayari pulau Maluku hanya beberapa saja. Hanya ada tiga kapal yang telah homebase Ambon, sisanya itu di luar, Kota Ambon.
"Sudah kita kasih tahu kepada masyarakat, bahkan bukan pihak kita saja. Tapi KSOP juga sudah beritahukan kepada masyarakat bahwa untuk tahun anggaran 2024 ini, ada beberapa kapal yang memang di tender ke swasta," akuinya.
Adapun kapal homebase Ambon diantaranya, kapal sabuk 71, kapal sabuk 87, kapal sabuk 103 ,Kapal sabuk 106 dan 107, sementara kapal sabuk 72 yang homebase Saumlaki.
Selain itu juga ada beberapa kapal yang ditarik yaitu, kapal 72 ditarik ke swasta terus untuk sabuk 103 ditarik juga ke swasta untuk sabuk 87 ditarik juga ke swasta, dan tinggal 3 kapal lainya yakni, kapal Sabuk 71, Kapal sabuk 106 dan 107, hannya saja 107 ini di sweet.
"Jadi itu juga ditarik ke swasta tapi ada penggantinya juga yaitu sabuk 80 yang sebelumnya Kalau tidak salah itu homebase-nya itu di Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Dan sampai sekarang kita masih menunggu kedatangan kapal tersebut,” jelasnya.
Karena itu, kata dia, tersisa tiga kapal yang masuk homebase Ambon, yang tadinya lima sekarang tinggal tiga.
"Tiga kapal itu yakni 71 yang sekarang lagi dok, sedangkan sabuk 106 yang sementara berlayar dan sabuk 80 yang sementara kita menunggu kedatangan karena belum tiba di Ambon. Kalau 87 itu kemungkinan dia isi jalurnya kapal sabuk 107 dengan Tujuan Ke Tehoru dan SBT,” terangnya.
Assagaff, mengakui kapal PT. Pelni sangat banyak. Kapal sabuk tersebut kurang lebih sekitar 44, diantaranya itu ada sekitar 20-an.
" Kapal yang ditarik ke swasta dan di Ambon aja ada tiga, belum di cabang-cabang lain. Jadi semua cabang itu ada salah satu kapal yang ditarik,” pungkasnya.
Ia menambahkan, saat ini pihak komisi II DPRD Provinsi Maluku, sedang memperjuangkan kapal-kapal tersebut untuk bisa melayani masyarakat yang ada di daerah wilaya Maluku. (jardin papalia)