Kuliti Independensi media, Pj Walikota Ambon: Kualitas Berita Jadi Persoalan Utama

  • Bagikan
independensi media
Pejabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, saat menyampaikan pendapat dalam workshop yang digelar Ameks Institut, Senin (11/3/2024). (Foto: Dok. Novi Pinontoan)

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Pers sudah berperan luar biasa, namun tidak semua media mampu menjaga independensinya. Beberapa media mungkin terbelenggu oleh kepentingan politik, ekonomi, atau lainnya, yang dapat mengganggu objektivitas dan kebebasannya.

Penilaian ini disampaikan Pejabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena saat membuka workshop Penguatan Wawasan Kebangsaan Untuk Wartawan jelang Pilkada 2024, yang diselenggarakan pada Senin (11/3/2024) di Media Cafe, Graha Ambon Ekspres.

Kegiatan yang diselenggarakan Ameks Institut ini, menghadirkan pembicara, anggota Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Ambon, Reno Pattiasina, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Ambon, Yan. D Suitela, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pattimura Ambon, Said Lestaluhu dan tokoh pers Maluku Novi Pinontoan sebagai narasumber.

Menurut Bodewin, Pers yang tidak independen, bisa berdampak negatif pada suasana demokrasi yang sehat, karena informasi yang disajikan tidak lagi netral dan dapat dipengaruhi oleh kepentingan tertentu.

Oleh karena itu, lanjut dia, penting bagi masyarakat untuk kritis terhadap sumber informasi yang mereka konsumsi dan untuk mendukung media yang berusaha menjaga independensinya.

"Pers sudah berperan luar biasa hari ini tetapi tidak semua mampu untuk menjaga independensi. Tidak mampu menjaga suasana demokrasi yang baik. Karena di belenggu dengan berbagai kepentingan,"ujarnya memberikan penilaian.

Penilaian yang disampaikan Bodewin memiliki alasan. Sebab, memahami secara mendalam tentang berbagai isu yang dilaporkan akan membantu media untuk memberikan informasi yang seimbang dan objektif.

Menurut Bodewin, Ketika media cenderung berpihak kepada satu pihak hanya karena kepentingan pragmatis, hal ini dapat mengancam integritas mereka sebagai salah satu pilar demokrasi.

Oleh karena itu, kata dia, penting bagi media untuk tetap memegang teguh prinsip objektivitas, independensi, dan kebenaran dalam menyajikan berita agar dapat memenuhi peran mereka sebagai penjaga demokrasi yang kuat.

"Kalau kita memahami, kita akan bertindak efektif dalam pemberitaan. Tidak cenderung berpihak kepada satu pihak, hanya karena kepentingan pragmatis yang nanti malah membuat tidak berperan sebagai salah satu dari empat pilar demokrasi," pungkasnya.

Peran pers dalam pemerintahan juga sangat besar dalam mewartakan agenda pemerintahan, ataupun memberikan kritik atas kebijakan pemerintah. "Pers memegang peran menjadikan bangsa semakin kuat, maju dan unggul,"katanya. .

Di sisi lain, ia mengaku, dengan maraknya media digital di mana masyarakat dengan mudah membagikan informasi, kebenaran dan kualitas berita tersebut menjadi persoalan yang makin serius lebih dari masa-masa sebelumnya. Maka persoalan utama pers saat ini adalah kualitasnya bukan hanya soal kebebasannya.

"Betapa pentingnya peran pers sehingga diberikan kebebasan pers untuk menjaga empat pilar kebangsaan, maka kebebasan pers adalah kebebasan yang bertanggung jawab, tidak seenaknya tetapi dibingkai dalam kebersamaan untuk menjaga negara termasuk Kota Ambon,"paparnya.

Direktur Ameks Institut Ambon Ekspres, Nasri Dumula dalam sambutannya, mengatakan kegiatan ini melibatkan wartawan di Kota Ambon dalam rangka bertukar pikiran serta pembobotan ide kreatif.

“Untuk itu Ameks Institut merasa terpanggil menggagas pelaksanaan workshop ini dalam rangka meningkatkan kualitas peliputan berita Pilkada di Kota Ambon, sehingga kekeliruan dan kemungkinan adanya kesalahan penafsiran terhadap suatu angle berita Pilkada yang berpotensi melanggar kode etik jurnalis dapat diminimalisir,”katanya. (zainal patty)

  • Bagikan