Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Maluku, Minggu (27/4/2024) memobilisasi jembatan Bailey dari Desa Mornaten, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Waipia (Maluku Tengah) ke lokasi Jembatan Masika Jaya II yang amblas.
Sebelumnya akibat hujan lebat yang terjadi, Jumat (26/4/2024) di Kecamatan Huamual Belakang, SBB menyebabkan bangunan atas jembatan Wai Masika II turun satu sisi.
Namun pada Sabtu (27/4/2024) sore jalur itu sudah bisa dilewati, setelah PJN wilayah I Maluku, BPJN Wilayah Maluku turun menanganinya. Untuk memastikan penanganan on the track, mereka masih stay di lokasi bencana 24 jam.
“Kami masih stay disana 24 jam untuk penanganan,” ungkap Jonas Hitijahubessy, ST, PPK 1.4 Provinsi Maluku kepada ameks.id, Minggu (28/4/2024).
Sementara untuk mobilisasi Bailey, kata Kepala Satker PJN wilayah I Maluku, Ida Bagus Made Artamana, ST., MT, mereka membutuhkan waktu sekitar 3 hari ke depan untuk sampai ke lokasi penanganan.
“Hari ini kami persiapan mobilisasi jembatan Bailey dari mornateng dan Waipia (Kabupaten Maluku Tengah). Sekitar 3 hari ke depan kami harapkan sampai lokasi jembatan Masika Jaya II,” ungkap Bagus.
Untuk pemasangan jembatan Bailey, kata Bagus, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu. Mereka menargetkan, penyelesaian Bailey pertengahan Mei sudah bisa dipakai untuk aktivitas lalulintas kendaraan maupun manusia.
“Setelah itu baru bongkar jembatan lama yang ambruk paralel dengan proses desain, lalu dilanjutkan pembangunan jembatan permanen,” kata Bagus.
Pembangunan Jembatan permanen Masika Jaya II dengan Girder beton 16 meter, kata Bagus, sesuai petunjuk Kepala BPJN Wilayah Maluku, harus dilakukan pada tahun ini.
“Tahun ini harus dibangun. Karena itu, setelah Bailey selesai, dilanjutkan dengan pembangunan jembatan Masika Jaya II permanen,” ungkap Bagus.
Akibat banjir, jembatan Wai Masika II turun satu sisi sebesar 70 centimeter akibat scouring (gerusan) pada pondasi langsung di abutment 2. Akibat bencana ini, ruas jalan sp. 3 Kotania-Waisala (sebelum Masjid Darussalam), arus lalulintas menuju Kota Piru menjadi terganggu.
Jembatan itu dibangun sejak tahun 2007, dengan panjang 15,6 meter, dan letar 5,5 meter. Jembatan ini menghubungan desa-desa di wilayah Kecamatan Huamual Belakang dan Kota Piru, termasuk menuju Kota Ambon. (yani)