Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Masa kerjanya sudah selesai, namun Slamet Riyadi masih tetap menjabat Diretur Utama PT Dok Wayame. Padahal secara legalitas, dia tak lagi punya kewenangan dalam mengelola Dok Perkapalan itu.
Informasi yang diterima ameks.fajar.co.id, Slamet Riyadi sudah harus melepas jabatan Dirut PT Dok Wayame per Maret 2024. Ini dasarkan pada keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Sudah selesai masa jabatannya per 31 Maret 2024. Tapi entah apa alasannya, beliau masih menjabat sebagai Dirut PT Dok Wayame. Karena itu, para pemegang saham sudah harus memilih untuk posisi Direktur Utama,” kata sumber ameks.fajar.co.id
Dirut PT Dok Wayame yang dikonfirmasi ameks.fajar.co.id beberapa waktu lalu, tidak menjawab pertanyaan soal masa jabatannya. Dia justeru berkelit, dengan memberikan keterangan yang tak ada kaitannya dengan masa jabatan sebagai Dirut di PT Dok Wayame.
Sementara itu, sejumlah kasus muncul di PT Dok Wayame, diantaranya Pembangunan dan pengembangan Tiga unit galangan baru. Pelaksanaannya dimulai sejak 2021 hingga 2024 dengan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp8 miliar itu terancam mangkrak.
Bagaimana tidak, Tiga unit galangan dibikin pekerjaan utama belum juga rampung, terbengkalai. Diantaranya, pengecoran landasan, talud pengaman sungai dan lainnya.
Sementara serapan dana pengadaan barang dan jasa sudah mencapai 100 persen terealisasi dan tertimbun di gudang.
Proyek Pembangunan dan pengembangan galangan baru PT Dok Perkapalan Wayame, dengan sumber dana sendiri di tambah kredit bank diperkirakan mencapai Rp.8 miliar adalah tanggung jawab operasional Direksi dan Dekom sebagai pengawas.
Dirut PT. Dok dan Perkapalan Wayame Ambon, Slamet Riyadi, dikonfirmasi Ameks.Fajar.Co.Id, Selasa (21/5/2024), terkait tiga proyek galangan baru itu, hanya menjawab pekerjaan galangan baru butuh anggaran besar. Dimulai pengecoran landasan, hingga talud pengaman.
"Pembangunan galangan, mulai Talud, landasan itu butuh anggaran besar, lagian anggaranya dari kita sendiri. Muda-mudahan di tahun ini sudah bisa kita selesaikan, doakan saja," ujar Slamet Riyadi.
Riyadi, juga menyebutkan tali sling juga harus di beli dari luar negeri, tidak dalam negeri.
" Tali sling, untuk pengadaan kita tidak beli di Indonesia, itu dibeli dari luar (negeri). Kita sudah pesan, dan sudah sampai," katanya.(elias rumain)