AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Sebanyak enam Bakal Calon (Balon) Gubernur Maluku yang diundang untuk hadiri Diskusi Publik memilih tak hadir, dengan alasan sibuk. Padahal sejak awal mereka setuju untuk hadir.
Kondisi ini serupa dengan Unpatti yang mengundang Bakal calon Gubernur Maluku untuk menyampaikan visi mereka dalam regional meeting 39 Perguruan Tinggi di Maluku beberapa waktu. Saat itu mereka juga tak hadir.
Diskusi Publik dengan tema : Mempertegas Nilai-nilai Kepemimpinan Terhadap Akselerasi Kemajuan Maluku" yang diselenggarakan oleh Forum Politik Maluku berlangsung di Media Cafe Lantai 1 Ambon Ekspres, Sabtu (13/07/2024) malam.
Diskusi ini dihadiri puluhan peserta diantaranya, Guru besar Universitas Pattimura Ambon, Profesor, Tonny Pariella dan Profesor Jusuf Madubun.
Selain mereka, turut hadir Perwakilan Latupati Provinsi Maluku dan Latupati Kota Ambon serta sejumlah tokoh masyarakat Maluku, akhirnya bubar.
Ketua penyelenggara Diskusi Publik Saiful Chaniago mengaku kecewa dengan ketidakhadiran enam bakal calon Gubernur tersebut diantaranya, Murad Ismail, Jefry Apoly Rahawarin, Febry Calvin Tetelepta, Said Latuconsina, Hendrik Lewerissa dan Barnabas Orno.
Dirinya pertanyakan komitmen kemalukuan para bakal calon ini. Pasalnya sejak awal mereka apresiasi kegiatan tersebut dilakukan dan siap hadir. Namun saat diskusi tidak satupun bersedia hadir.
"Kami sejak awal sudah mengundang mereka semua secara resmi, mereka apresiasi dan siap hadir. Bahkan saya sebagai penyelenggara diskusi sudah komunikasi langsung. Tapi nyatanya tidak hadir, padahal ini menjadi tanggungjawab mereka memberikan penjelasan terkait nilai kemimpinan dan kemajuan Maluku ke depan seperti apa," ujar Saiful kepada awak media usai kegiatan Diskusi batal dilakukan.
Alasan ketidakhadiran enam bakal calon katanya, sebagian sibuk, sementara yang lain masih di Jakarta konsolidasi rekomendasi partai.
"Kami pahami itu, tetapi kan sudah diinformasikan jauh sebelum diskusi dilakukan, harusnya mereka bisa luangkan waktu satu jam sesuai undangan untuk hadir, baik secara langsung maupun virtual tapi tidak ada sama sekali,"kesal Saiful.
Dijelaskan, tujuan diskusi dilakukan agar mengundang para bakal calon untuk memberikan ide dan gagasan sebagai calon pemimpin di Maluku ke depan.
"Namun mereka tidak komitmen, maka kami berkesimpulan mereka tidak layak memimpin Maluku lima tahun mendatang. Karena tidak konsisten," sebutnya.
Menurutnya, diskusi yang dilakukan merupakan momentum yang sangat baik. Karena melibatkan para Guru Besar Universitas Pattimura Ambon dan para tokoh Maluku yang hadir secara langsung maupun virtual untuk memberikan buah pikiran mereka.
"Kami sengaja undang para profesor yang terdiri dari guru besar, dan para tokoh Maluku untuk memberikan pikiran pikiran mereka, tapi kenyataannya para bakal calon tidak hadir, baik langsung maupun virtual. Kami himbau masyarakat agar tidak memilih calon pemimpin seperti ini," ajak Saiful.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Pattimura Ambon Profesor, Tonny Pariella yang dimintai pendapat terkait ketidakhadiran enam bakal calon Gubernur mengaku, kemungkinan kesibukan para bakal calon sehingga tidak bisa hadiri undangan.
"Saya kira mungkin karena kesibukan sehingga menyita waktu para bakal calon Gubernur dan tidak sempat hadir. Mungkin kesulitan juga bagi mereka hadiri undangan teman teman dari forum Politik Maluku ini," sebut Pariella.
Dirinya berharap ke depan para bakal calon bisa mengatur waktu, untuk bisa hadir di setiap diskusi publik tentang Maluku.
"Kita berharap ke depan mereka bisa mengatur waktu sebaik mungkin untuk hadir. Karena bagaimana pun ini termasuk forum yang cukup baik untuk mereka menyampaikan pikirannya. Saya tidak masalah. Next time lah," sahut Pariella sembari meninggalkan ruang diskusi menuju mobilnya.
Tempat yang sama, Profesor, Jusuf Madubun mengatakan, forum diskusi ini merupakan momentum penting untuk menakar dan mengenali lebih jauh para calon pemimpin Maluku ke depan.
Dengan banyak dialog bersama para bakal calon katanya, maka semakin banyak mengenal calon pemimpin itu.
Selain itu, para bakal calon juga makin mengetahui aspirasi apa yang menjadi keinginan masyarakat ke depan, ketika dipercaya menjadi Gubernur Maluku lima tahun mendatang.
"Kita apresiasi kepada forum politik Maluku yang telah mengambil langkah tepat dengan menyelenggarakan diskusi, namun sayangnya tidak dihadiri para bakal calon Gubernur. Kita juga memahami kesibukan mereka saat ini sedang berlangsung. Namun harapan ke depan, dialog seperti ini bisa kita lakukan bersama" sahut Madubun.
Untuk diketahui, ini merupakan kedua kalinya para bakal calon Gubernur Maluku tidak hadiri undangan Diskusi Publik. Sebelumnya diselenggarakan oleh Forum Rektor se-Maluku yang berlangsung di Universitas Pattimura Ambon baru baru ini. Dikesempatan itu, hanya dihadiri Febry Calvin Tetelepta melalui Virtual. (Wahab)