Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Masuknya PDI Perjuangan dalam poros koalisi Aziz Hentihu-Gadis Umasugi di Pilkada Buru, ikut memperkuat peluang kemenangan pasangan berakronim BASIS ini.
PPP, Golkar dan PDI Perjuangan, lanjut Wahada telah merefresentasikan electoral elementer pada Pilkada.
”Koalisi PDI Perjuangan, Golkar dan PPP di Pilkada Buru memang diluar prediksi. Karena beberapa tahun terakhir, tiga partai ini dalam catatan kami selalu berseberang,” kata Direktur Maluku Political Network, Wahada Mony kepada ameks.id, Minggu(25/8/2024).
Tiga partai ini, kata dia, memiliki basis politik yang sangat kuat di akar rumput, dan jika sudah menyatu mengusung satu bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, maka peluang menang sangat terbuka. Koalisi ini sangat mewakili seluruh elemen pemilih di Buru.
Bagi dia, pilihan Aziz Hentihu meminang Gadis dalam paket pilkada Buru sangat tepat. Selain Aziz yang memiliki masa pemilih ‘cultural’ kuat, Gadis merupakan personifikasi Ramly Umasugi. Politisi ulung Golkar dan tokoh sentral politik di Buru.
Ramly memiliki pengaruh politik sangat besar dalam mendongkrak keterpilihan BASIS.
“Jadi bagi kami, ketika Bang Aziz meminang Gadis, maka skenario Pilkada Buru menuju babak final. Dalam catatan kami, duet PPP, Golkar dan PDI Perjuangan sulit terjadi dalam 15 tahun terakhir, namun, dengan fakta koalisi ini, ditambah ketokohan Ramly yang masih kuat sangat berdampak terhadap keterpilihan pasangan BASIS. Ramly effect menjadi nilai positif,” tandas Wahada.
Nilai positif lainnya berada pada Gadis, sebagai politisi perempuan, Gadis telah mewakili segemen pemilih yang cukup besar. Apalagi, Gadis memiliki track record politik yang baik selama menjadi keterwakilan masyarakat Buru di DPRD Maluku.
“Penerimaan Gadis pada kelompok pemilih perempuan tentunya sangat tinggi. Sebagai politisi perempuan dan anggota DPRD Maluku, Gadis punya jejak rekam politik yang baik. Dengan personality yang tidak cacat secara politik ini, akan mempermudah langkah-langkah bagi duet Aziz-Gadis di Pilkada Buru,” paparnya.
Tak hanya pemilih perempuan, Gadis juga dapat menyedot dukungan dari kaum millennial dan gen z. Sebagai politisi millennial, kehadiran Gadis dapat memberikan jalan dan gambaran adanya keterwakilan anak muda di pentas Pilkada Buru.
Gadis yang tampil sebagai Calon Wakil Kepala Daerah dapat mereduksi berbagai asumsi dan oponi miring yang selama ini memposisikan jika millennial dan gen z hanya sebagai ‘beban’ pembangunan daerah. Hadirnya, Gadis dapat menjawab semua opini miring tersebut. (jardin papalia)