AMBON, AMEKS.FAJAR.CO.ID — Gubernur Maluku terpilih Hendrik Lewerissa menyampaikan duka cita mendalam atas musibah kecelakaan Speedboat Dua Nona di Perairan Manipa pada Jumat (3/12/2024).
“Beta menyampaikan rasa duka cita yang dalam kepada keluarga korban kecelakaan speedboat Dua Nona. Doa dari saya dan keluarga semoga keluarga korban diberi kekuatan, ketabahan dan keikhlasan menghadapi situasi ini,” kata Hendrik dalam video pendek yang diterima ameks.fajar.co.id, Sabtu (4/1/2024).
Kedepan Hendrik berharap, otoritas terkait dengan tranportasi laut, dapat menjalankan fungsi dan tugas dengan baik agar peristiwa-peristiwa seperti ini (kecelakaan laut) tidak lagi terjadi di masa depan.
Peristiwa tenggelamnya speedboat Dua Nona terjadi pada Jumat (3/1/2024) sekira pukul 09.30 WIT di perairan Manipa, tepatnya di Dusun Samala, desa Luhutuban Kecamatan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Insiden ini mengakibatkan delapan orang meninggal dunia. Sementara puluhan orang lainnya selamat. Mereka yang meninggal diduga terjebak dalam kamar speedboat.
Permintaan Iksamuni
Sementara Pengurus Besar Ikatan Persaudaraan Muslim Nusa Ina Pulau Seram (PB-Iksamuni) minta Pemerintah Provinsi Maluku agar korban meninggal dunia kecelakaan laka laut Speedboat Dua Nona diberikan jasa Asuransi atau uang kematian.
Penegasan ini disampaikan melalui surat terbuka PB Iksamuni yang ditandatangani Ketua Umum Irwan Patty dan Wakil Sekjen Safarun Sitania kepada Pj. Gubernur Maluku nomor : 01/PB.IKSAMUNI/I/2025 tanggal 4 Januari 2025 perihal permohonan kebijakan nyata dan strategis keselamatan laut .
Sebanyak 7 (tujuh) poin dalam surat tersebut, salah satunya meminta agar para korban jiwa segera diberikan jasa asuransi berupa uang kematian.
"Kami mohon kepada bapak Pj. Gubernur untuk dapat merespon dan memperhatikan permintaan dari surat kami ini, salah satunya diberikan jasa asuransi berupa uang kematian," ujar Ketua Umum PB Iksamuni Drs. Irwan Patty melalui siaran persnya diterima media ini, Sabtu (04/01/24).
Di poin berikutnya Iksamuni menilai, korban jiwa kecelakaan laut diperairan di Manipa dan sekitarnya sering terjadi. Bahkan kali ini menelan korban jiwa 8 orang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Koordinasi antara Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Maluku Tengah perlu ditingkatkan dalam komando Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, terutama dengan melakukan pengecekan terhadap moda transportasi laut dibawah 30 GT (gross ton) yang menjadi kewenangan daerah.
"Kejadian kecelakaan laut sering terjadi di sekitar wilayah tersebut sebagai bukti kurangnya koordinasi antar instansi terkait. Ini sangat menyedihkan disaat kita selalu mengalokasikan dana di sektor perhubungan dan berbagai sektor terkait," katanya.
Masyarakat pengguna moda transportasi laut perlu juga diberikan kesadaran dan atau peringatan dini sebelum menyeberang. Iksamuni juga minta pelabuhan tambatan perahu di Pulau Manipa perlu dianalisis lokasinya secara tepat sesuai iklim cuaca di Maluku.
Paling tidak, kata dia, harus dipermanenkan dua tambatan perahu yang representatif yang bisa menjawab musim timur dan musim barat di Maluku.(wahab)