Dua Pekan Lagi Dilantik, Uskup Inno Ngutra Fokus Urus Umat Daerah Terpencil

  • Bagikan

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Mgr Seno Inno Ngutra akan ditahbiskan pada 23 April, setelah dipilih oleh Paus Fransiskus, 8 Desember 2021. Dia menggantikan Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC yang telah 27 tahun memimpin Keuskupan Amboina.

Pentahbisan akan digelar di Gereja Katedral St Fransiskus Xaverius Ambon. Ia akan memimpin umat Katolik di Keuskupan Amboina yang tersebar di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

“Tentu saya tetap berpatokan pada hasil Sinode Keuskupan Amboina, karena itu adalah hal tertinggi dari gereja partikular. Visi yang ada harus direalisasikan dalam langkah menuju ke sana,” ungkap Mgr Inno Ngutra saat talkshow dengan tema: Arah Kebijakan Pastoral bersama Mgr Seno Inno Ngutra, Uskup Diosis Amboina Terpilih, yang dilaksanakan pada Minggu (3/5).

Baca:

Menurut Uskup Inno, prioritas utama dalam memimpin Keuskupan Amboina adalah memperkuat imam yang ada. Tidak hanya dari sisi kuantitas atau jumlah, namun juga dari sisi kualitas.

Soal ukuran atau standar seorang imam, Uskup berpendapat, diukur ketika imam tinggal bersama umat. ëíKedepan saya perkuat di daerah pinggiran.

“Kalau ada imam yang saya utus kesitu berarti bukan imam buangan. Tapi justru mereka yang berkualitas dan bagus karena mereka harus mengembangkan iman umat sehingga dibutuhkan imam yang berkualitas,” ujarnya menjawab pertanyaan Marsianus Reresi dan Dessy Renwarin yang didaulat sebagai moderator.
Dikatakan, para imam adalah rekan kerja yang paling utama. “Mereka akan berada disamping saya untuk menjalankan reksa pastoral di keuskupan ini,” terangnya.

Uskup Inno mengaku, memang ada beberapa persoalan yang dihadapi para imam terutama dalam medan pastoral, dalam relasi dengan umat terutama dalam relasi dengan lawan jenis.

“Dan ini menjadi fenomena baru. Padahal dua tahun lalu, Paus sangat tegas mengatakan bahwa hal seperti ini harus diperhatikan dengan serius. Karena itu saya selalu kembali kepada apa yang menjadi motto tahbisan Uskup Mandagi yakni Nil Nisti Cristum yang artinya tidak ada yang lain, selain Kristus,” terangnya.

Dijelaskan, bila dimaknai motto ini secara mendalam maka para imam harus kembali pada hakikat imamat mereka yaitu ekaristi.

“Karena itu, kedepan saya akan sangat tegas kepada para imam, terutama dalam perayaan ekaristi. Banyak hal lain boleh anda (imam) malas dan sebagainya, tetapi untuk ekaristi saya tidak akan kompromi. Ini tugas utama dan justru itulah kekuatan para imam sebenarnya,” tandasnya.

Kemudian, lanjut Uskup Inno, dirinya juga sangat perhatian terutama kepada umat yang berada di lokasi yang jauh dari tempat pelayanan.

Baca:

“Ini juga menjadi titik keprihatinan saya dengan tujuan saya ingin dimanapun mereka berada, mereka tetap akan menjadi bangga sebagai orang Katolik,” tandasnya.

Uskup Inno yang memiliki motto tahbisan, Duc in Altum (bertolaklah ke tempat yang paling dalam) mengatakan, dirinya juga memiliki impian. Pertama umat Katolik Keuskupan Amboina dimanapun mereka berada mempunyai pengetahuan tentang iman mereka. Kedua, mereka mampu mempertanggungjawabkan iman mereka.

“Dan ketiga, kalau mereka punya pengetahuan dan mampu mempetahankan iman mereka, dalam arti semua pertanyaan mereka bisa jawab itu, maka akan memberikan kebanggaan kepada mereka sebagai orang Katolik. Dan inilah yang akan saya lakukan kedepan. Dan saya akan menggerakkan semua elemen dalam umat di keuskupan ini untuk kita bergerak bersama-sama,” tandasnya.(KIE)

  • Bagikan