Pelatih PON Ini Hanya Kebagian Bonus Rp 1,5 Juta

  • Bagikan
Pelatih Muay Thai Maluku
Esau Ungirwalu Pelatih Muay Thai Maluku (tengah).

Ambon, AMEKS.FAJAR.CO.ID - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dsipora) Maluku sudah menyerahkan bonus Pelatih PON Papua. Hanya saja Esau Anthoni Ungirwalu Pelatih Muay Thai Maluku ini hanya kebagian Rp1,5 Juta.

“Saya sangat kecewa karena bonus yang saya dapat hanya itu saja (Rp 1.500.000),” beber Ungirwalu saat menghubungi media ini, kemarin.

Ada tiga pelatih yang menangani tim PON Muay Thai Maluku, salah satunya dirinya. Sayang, saat pembagian bonus ia hanya mendapatkan bonus yang jumlahnya sangat kecil, sementara dua pelatih yang lain mendapatkan bonus puluhan juta rupiah.

“Bonus untuk tiga orang pelatih, jumlahnya sekitar Rp 70 juta rupiah. Namun setelah dipotong pajak, jumlahnya berkurang menjadi Rp 66 juta rupiah. Harusnya, satu pelatih mendapatkan Rp 22 juta rupiah, tapi ia hanya dapat Rp 1,5 juta rupiah, ini sangat tidak adil,” kesalnya.

Ungirwalu menegaskan bahwa, ia diangkat menjadi pelatih PON Muay Thai Maluku berdasarkan SK Nomor : 5 Tahun 2020. Itu berarti semua atlet maupun pelatih mempunyai hak yang sama ketika menerima bonus, karena mereka bukan membawa nama pribadi tapi membawa nama Maluku di ajang nasional itu.

“Sangat tidak adil karena dua pelatih mendapatkan puluhan juta rupiah, sementara saya tidak, harunya satu orang pelatih mendapatkan Rp 22 juta rupiah, pertanyaannya dimana uang sisa Rp 20 juta lebih yang menjadi hak saya itu,” tanya dia.

Parahnya lagi, kata Ungirwalu, bonus itu diberikan di salah satu rumah kopi ternama di kota ini.

“Harusnya kita semua dipanggil barulah bonus itu diberikan secara adil, bukan diberikan kepada pelatih tertentu lalu kemudian diberikan kepada saya,” katanya.

Dia mengaku, dalam proses latihan menuju PON Papua, ia memang meminta izin untuk menjenguk isterinya yang sakit di Jakarta. Tapi bukan berarti ia melepas tanggung jawab sebagai seorang pelatih.

“Saya tetap melakukan pemantauan atlet via virtual. Jadi, saya tetap melakukan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang pelatih,” ungkapnya.

Untuk mendapatkan keadilan, Ungirwalu pun mengadukan masalah tersebut ke DPRD Maluku.

“Saya sudah laporkan ke komisi satu DPRD Maluku, semoga ada keadilan bagi saya. Ini bukan soal besar kecilnya bonus, namun saya hanya ingin mendapatkan keadilan, karena bonus itu bukan milik pribadi pelatih tertentu, tapi itu uang daerah atas jeri payah pelatih saat mengemban tugas di PON Papua tahun lalu,” pungkasnya.

Sementara itu, Marens, pelatih Muay Thai Maluku mengaku bahwa pembagian bonus itu hanya kepada pelatih yang atletnya mendapatkan medali.

“Bonus itu diterima oleh pelatih kepala dan coach Ungirwalu sudah mendapatkan bagiannya, kalalu jumlahnya Rp1,5 juta itu karena anak asuhnya tidak mendapatkan medali,” terang dia.

Bukan hanya itu, kata dia, Ungirwalu juga tidak melatih selama beberapa bulan dan ketika kembali ia langsung memisahkan atlet.


“Harusnya latihan itu sama-sama, bukan terpisah, jadi ada beberapa kebijakan yang membuat kami juga kecewa. Yang jelas, bonus itu hanya diberikan kepada pelatih yang atletnya berhasil membawa pulang medali dari PON Papua,” tegasnya menutup pembicaraan.(CAL)

  • Bagikan

Exit mobile version